5 Momen yang Pernah Dilalui Jacinda Ardern selama Menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengundurkan diri, ini 5 peristiwa yang terjadi selama masa kepemimpinannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (19/1/2023).
Ardern (42) mengatakan bahwa dia tidak lagi memiliki tenaga untuk mengikuti pemilihan nasional akhir tahun ini.
“Saya manusia. Politisi adalah manusia. Kami memberikan semua yang kami bisa, selama yang kami bisa, dan inilah saatnya,” katanya kepada wartawan.
Selama lima setengah tahun menjadi perdana menteri, Jacinda Ardern mendapat pujian atas responsnya yang tenang menghadapi peristiwa-peristiwa besar, termasuk serangan teroris tahun 2019 di dua masjid Christchurch, letusan gunung berapi, dan pandemi global virus corona.
Namun, baru-baru ini, sentimen domestik terhadap pemerintahannya telah memburuk ketika negara bangkit dari lockdown pandemi yang panjang dan menghadapi potensi resesi.
Jacinda Ardern juga mengalami pelecehan misoginis berulang kali, yang meningkat selama pandemi.
Baca juga: Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, akan Mundur dari Jabatannya Bulan Depan
Berikut adalah beberapa peristiwa besar yang pernah dilalui Jacinda Ardern selama kepemimpinannya, seperti dikutip dari The Washington Post:
1. Serangan teroris Christchurch
Pada Maret 2019, seorang pria bersenjata menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan di dua masjid di selatan kota Christchurch.
Peristiwa tersebut mengejutkan warga Selandia Baru, yang sebelumnya tidak pernah mengalami kekerasan brutal dalam skala seperti itu.
Sehari setelah serangan itu, Jacinda Ardern mengenakan kerudung selendang saat mengunjungi pengungsi dan komunitas Muslim.
Sambil menangis, ia memberi tahu mereka bahwa seluruh negara “bersatu dalam kesedihan.”
Jacinda Ardern mendapatkan rasa hormat dari banyak Muslim di dalam dan luar negeri atas empatinya.
Ia juga menolak untuk menyebut nama si pelaku penembakan brutal itu.