5 Momen yang Pernah Dilalui Jacinda Ardern selama Menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengundurkan diri, ini 5 peristiwa yang terjadi selama masa kepemimpinannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Ardern kemudian membawa putrinya yang berusia 3 bulan ke Majelis Umum PBB di New York.
Menyusul kemenangan telak dalam pemilu tahun 2020, Ardern membentuk pemerintahan paling beragam dalam sejarah Selandia Baru.
Ada lebih banyak perempuan, orang kulit berwarna, LGBTQ, dan anggota Parlemen Pribumi daripada sebelumnya.
Tahun lalu, Selandia Baru menjadi negara demokrasi industri maju pertama yang memiliki badan legislatif mayoritas perempuan.
Namun ia sering menghadapi seksisme selama masa jabatannya.
Seorang reporter televisi pernah bertanya tentang rencana kehamilannya.
Pada pertemuan dengan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin di Auckland pada bulan November, seorang reporter pria menyebut mereka bertemu hanya karena mereka seumuran.
Jacinda Ardern juga mengalami pelecehan gender yang semakin memanas, termasuk ancaman pembunuhan.
Selama wawancara bulan Desember dengan media lokal, perdana menteri mengakui "kekasaran" sentimen publik yang tidak ada sebelum pandemi, tetapi dia berharap hal itu tidak akan permanen.
5. Penanganan pandemi virus corona
Jacinda Ardern dipuji secara global atas kepemimpinannya selama pandemi virus corona.
Dia bertindak cepat untuk menutup perbatasan negaranya pada Maret 2020.
Keputusan itu, ditambah dengan persyaratan karantina yang ketat, membuat negaranya sebagian besar bebas covid hingga awal tahun lalu.
Negara berpenduduk sekitar 5 juta orang ini mencatat kurang dari 2.500 kematian akibat covid-19.