Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Brexit, Inggris Kehilangan Status 'Surga' untuk Orang Super Kaya

menurut temuan, 1.400 orang yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) telah pindah dari Inggris pada tahun lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Gara-gara Brexit, Inggris Kehilangan Status 'Surga' untuk Orang Super Kaya
Ist
Ilustrasi yang menggambarkan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Pusat Reformasi Eropa menunjukkan bahwa Brexit telah merugikan perekonomian Inggris sekitar 33 miliar poundsterling atau setara 40 miliar dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Beberapa media Inggris pada Jumat lalu melaporkan bahwa lebih dari 1.000 jutawan telah meninggalkan negara itu pada 2022.

Hal ini mengutip hasil studi yang dilakukan oleh konsultan migrasi investasi Henley & Partners.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (22/1/2023), menurut temuan, 1.400 orang yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) telah pindah dari Inggris pada tahun lalu.

Baca juga: Dampak Brexit pada Konsumen Inggris Terungkap, Bikin Rugi 7 Miliar Dolar AS

Angka ini berbeda dari 2.200 yang tercatat pada 2019, 2.800 pada 2018, dan 4.200 pada 2017.

'Hengkang terbaru' ini disebut melanjutkan tren yang dimulai sesaat setelah pemungutan suara British Exit (Brexit) pada 2016, saat Inggris memutuskan hubungan dengan Uni Eropa (UE).

Sejak saat itu, Henley & Partners memperkirakan bahwa sebanyak sekitar 12.000 jutawan telah pindah dari Inggris.

BERITA TERKAIT

Sedangkan sebelum pemungutan suara Brexit, Inggris mencatat arus masuk individu berpenghasilan tinggi.

"Sekarang setelah Brexit telah mengakar dan konsekuensi jangka panjang yang sangat nyata dirasakan, kami telah melihat peningkatan pergerakan dari warga Inggris yang kaya untuk memperoleh tempat tinggal atau kewarganegaraan UE melalui investasi," kata Kepala kantor Henley & Partners di London, Stuart Wakeling.

Baca juga: Terpuruk setelah Brexit, Ribuan Warga Demo Desak Inggris Kembali Masuk Uni Eropa

Selain melirik UE, banyak jutawan lainnya yang juga melihat prospect di Timur Tengah dan Asia sebagai tujuan relokasi yang menjanjikan.

Uni Emirat Arab (UEA) misalnya, diperkirakan telah melihat arus masuk jutawan terbesar pada tahun lalu.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Pusat Reformasi Eropa menunjukkan bahwa Brexit telah merugikan perekonomian Inggris sekitar 33 miliar poundsterling atau setara 40 miliar dolar AS.

Kantor Tanggung Jawab Anggaran Inggris baru-baru ini menghitung bahwa konsekuensi referendum 2016 untuk meninggalkan UE diprediksi mengurangi Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris sebesar 4 persen selama periode 15 tahun yakni sejak 2016 hingga 2031, angkanya mencapai sekitar 100 miliar poundsterling.

Konfederasi Industri Bisnis Inggris mengatakan pada bulan lalu bahwa ekonomi Inggris telah jatuh ke dalam resesi 'pendek dan dangkal' serta berada di jalur yang menyusut sebesar 0,4 persen pada 2023 karena inflasi yang tinggi dan investasi yang rendah.

Baca juga: Bandingkan Perang di Ukraina dengan Brexit, PM Inggris Boris Johnson Banjir Kritik

Inggris ke Luar dari Uni Eropa

Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa setelah menjadi anggota blok ekonomi itu selama 47 tahun dan lebih dari tiga tahun seusai rakyatnya memilih hengkang melalui sebuah referendum.

Peristiwa bersejarah yang terjadi pada pukul 23.00 GMT atau 06.00 WIB, Sabtu (1/2/2020), ditandai oleh perayaan dari kaum pendukung Brexit (British Exit) maupun protes dari kalangan anti-Brexit.

"Kami sekarang akan menentukan nasib kami sendiri tanpa perlu ada yang mengatakan apa yang harus kami lakukan," ujar seorang ibu yang tengah berdiri di depan patung perdana menteri Inggris periode 1940-1945, Winston Churchill.

Pengamat politik Inggris, Jason Marc menegaskan, dengan kemenangan Brexit pemerintah Inggris mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan nasib rakyat Inggris yang telah memilih untuk ke luar dari Uni Eropa.

Baca juga: Brexit: Banyak Warga Inggris Sekarang Menyesal Keluar dari Uni Eropa

Di Skotlandia, yang mayoritas warganya memilih bertahan di Uni Eropa (UE), sejumlah acara penyalaan lilin digelar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas