Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Ancam Blokir Swedia Menjadi Anggota NATO Buntut Insiden Pembakaran Alquran

Presiden Turki mengancam tak akan memberikan persetujuannya kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO buntut insiden pembakaran Al-Quran.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Turki Ancam Blokir Swedia Menjadi Anggota NATO Buntut Insiden Pembakaran Alquran
JOHANNA GERON / POOL / AFP
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berpose dengan dokumen pendaftaran yang diserahkan oleh Duta Besar Finlandia untuk NATO Klaus Korhonen dan Duta Besar Swedia untuk NATO Axel Wernhoff selama upacara untuk menandai permohonan Swedia dan Finlandia untuk keanggotaan NATO di Brussels, pada 18 Mei 2022. Presiden Turki mengancam tak akan memberikan persetujuannya kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO buntut insiden pembakaran Al-Quran. 

TRIBUNNEWS.COM - Sabtu (21/1/2023) lalu, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras dan 50 pendukungnya berdemonstrasi menentang Islam di luar kedutaan Turki di Stockholm, Swedia.

Aksi unjuk rasa itu berujung pada pembakaran Alquran.

Demonstrasi itu dipimpin oleh aktivis anti-Islam Denmark-Swedia bernama Rasmus Paludan.

Saat itu, aksi demo berlangsung tenang di bawah pengawasan ketat polisi.

Namun aksi itu memicu reaksi keras di luar negeri.

Di Turki, bendera Swedia dibakar saat protes di Istanbul.

Baca juga: MUI Kecam Keras Aksi Pembakaran Alquran di Swedia

Di Irak, beberapa demonstran berkumpul di depan kedutaan Swedia untuk mengungkapkan kemarahan mereka.

Berita Rekomendasi

Sebagai tanggapan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari Ankara untuk rencananya bergabung dengan aliansi pertahanan militer NATO.

“Jelas bahwa mereka yang membiarkan keburukan seperti itu terjadi di depan kedutaan kami, tidak dapat lagi mengharapkan belas kasihan dari kami terkait permohonan keanggotaan NATO mereka,” kata Erdogan dalam sambutannya hari Senin (23/1/2023), seperti dilansir Associated Press.

Swedia dan Finlandia bersama-sama mengajukan keanggotaan NATO Mei lalu.

Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan digambarkan sedang memegang edisi Al-Qur'an (Alquran), teks agama utama Islam, saat melakukan protes di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023. Turki pada 21 Januari membatalkan kunjungan menteri pertahanan Swedia atas demonstrasi yang direncanakan oleh ekstremis sayap kanan di Stockholm, yang memicu krisis baru atas pembicaraan NATO antara kedua negara. Turki marah dengan izin yang diperoleh Rasmus Paludan, seorang politisi Swedia-Denmark yang tindakan anti-Islamnya memicu kerusuhan di seluruh Swedia tahun lalu, untuk melakukan protes di depan kedutaannya di ibukota Swedia. Sehari setelah memanggil duta besar Swedia terkait masalah tersebut, Ankara mengatakan pihaknya membatalkan kunjungan ke Swedia.
Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan digambarkan sedang memegang edisi Al-Qur'an (Alquran), teks agama utama Islam, saat melakukan protes di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023. (Fredrik SANDBERG / Kantor Berita TT / AFP)

Baca juga: Sosok Rasmus Paludan, Pria di Balik Aksi Pembakaran Al Quran Swedia, Pernah Bakar Patung Erdogan

Kedua negara itu berharap dapat meningkatkan keamanan dan kontrol perbatasan setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, untuk bergabung dengan NATO, kedua negara membutuhkan persetujuan dari semua 30 anggota.


Sejak awal, Turki sudah ragu-ragu menerima Swedia, terutama karena Swedia sejauh ini menolak permintaan Erdogan untuk menyerahkan puluhan orang yang dia yakini memiliki hubungan dengan militan Kurdi di Turki.

Aksi demonstrasi Paludan di Stockholm semakin memperumit hubungan tersebut.

Erdoğan mengecam keras otoritas Swedia karena memfasilitasi protes dengan menawarkan pasukan keamanan.

Menurut AP, dia mengatakan Swedia "membiarkan organisasi teror menjadi liar di jalan mereka."

Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidato selama pertemuan kelompok parlemen partainya di Majelis Nasional Besar Turki di Ankara pada 1 Juni 2022.
Presiden Turki dan pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidato selama pertemuan kelompok parlemen partainya di Majelis Nasional Besar Turki di Ankara pada 1 Juni 2022. (Adem ALTAN / AFP)

Baca juga: Awal Mula Pembakaran Al Quran di Swedia: Demonstran Anti Turki Tak Ingin Swedia Gabung NATO

Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menulis di Twitter untuk menyatakan simpati kepada semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari itu.

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi."

"Tapi yang legal belum tentu sesuai."

"Membakar buku-buku suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," katanya.

Namun, pemerintah Swedia menolak untuk menghentikan protes, dengan alasan perlindungan kebebasan berbicara di negara itu.

Pernah Terjadi Sebelumnya

Denmark juga mengalami dilema yang sama dalam beberapa tahun terakhir.

Tetangga Swedia di Skandinavia itu juga mengalami kerusuhan setelah Paludan berdemonstrasi pada 2019, ketika dia membakar Alquran di kawasan multietnis Nørrebro di Kopenhagen.

Setelah itu, penduduk setempat turun ke jalan yang akhirnya menjadi bentrokan kekerasan sepanjang hari dengan otoritas polisi.

Ada kebakaran jalanan, gas air mata, lemparan batu, dan barikade.

Saat itu, politisi Denmark mengacu pada hak konstitusional yang sama untuk mengungkapkan pendapat secara terbuka, selama tidak ada kekerasan.

Denmark mengutuk tindakan Paludan saat itu.

Kini, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen kembali mengutuk tindakan Paludan pada Senin.

“Sangat memalukan kita memiliki orang Denmark-Swedia, yaitu Paludan, yang bertindak seperti ini."

"Kami telah mengalaminya sendiri dan telah beralih darinya."

"Sekarang, dia melakukan tur di Swedia," katanya kepada penyiar Denmark DR.

Menteri pertahanan Swedia dan Turki dijadwalkan bertemu dan membahas kerja sama di NATO pada hari Jumat.

Pertemuan telah dibatalkan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas