Militer AS Pamer Manuver Puluhan Pesawat Tempur di Kawasan Laut China Selatan
angkatan militer AS mulai unjuk gigi memamerkan kekuatannya dengan melakukan manuver di atas Laut Cina Selatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dengan menerjunkan puluhan pesawat tempur jenis jet F/A-18 hingga helikopter MH-60 Seahawk, angkatan militer AS mulai unjuk gigi memamerkan kekuatannya dengan melakukan manuver di atas Laut China Selatan.
Menurut laporan dari Komandan Laksamana Muda AS, Christopher Sweeney manuver ini merupakan bagian komitmen AS untuk menegakkan kebebasan di jalur perdagangan global yang paling diperebutkan di dunia.
Baca juga: Menlu AS akan Kunjungi Timur Tengah di Tengah Ketegangan Israel-Palestina
"Kami akan berlayar, terbang, dan beroperasi di mana pun norma dan aturan internasional mengizinkan. Kami akan melakukannya dengan aman dan kami akan tegas tentang itu," kata Sweeney kepada Reuters, Jumat (28/1/2023).
Latihan yang digelar selama beberapa jam itu disambut baik oleh para sekutu seperti Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Australia mengingat beberapa tahun terakhir kawasan tersebut kerap diperebutkan dan menjadi sumber konflik.
AS menjelaskan bahwa latihan itu digelar sebagai bagian dari latihan tahunan yang bertujuan untuk memastikan keamanan di kawasan perdagangan Indo-Pasifik.
Meski begitu pemerintah China menganggap latihan tersebut sebagai langkah provokasi yang dapat mengundang peperangan. China mengklaim bahwa kawasan udara yang digunakan militer AS untuk melakukan latihan merupakan wilayah yurisdiksi bersejarah milik pemerintah Cina.
Sehingga pemerintah Amerika tak memiliki wewenang untuk menggelar latihan militer di kawasan tersebut. China bahkan mengeluarkan ancaman keras apabila Amerika terus nekat melakukan serangkaian latihan yang memicu provokasi lebih lanjut.
Sebagai informasi latihan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan militer AS, pada tanggal 5 Januari kemarin, AS ketahui telah menerjunkan sejumlah kapal perang diantaranya Nimitz Carrier Strike Group 11 serta kapal penjelajah berpeluru kendali Bunker Hill dan kapal perusak berpeluru kendali Decatur. Hingga memicu amarah dari presiden China Xi Jinping.