Begini Respons Tegas China Dituding Kirim Balon Mata-mata ke AS
Pentagon mengklaim telah menemukan balon mata-mata di atas langit AS utara pada hari Rabu lalu di Billings Montana
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menegaskan bahwa negaranya adalah negara yang bertanggung jawab dan tidak akan melanggar wilayah udara negara lain.
Pernyataan ini ia sampaikan menyusul spekulasi yang menyebut bahwa balon mata-mata yang terlihat di atas langit Amerika Serikat (AS) telah diluncurkan oleh China.
"Pihak berwenang China mengetahui laporan tentang balon pengintai yang ditemukan di atas wilayah Amerika dan saat ini sedang bekerja untuk memverifikasinya. Spekulasi dan hype tidak kondusif sampai faktanya jelas," kata Mao, dalam pengarahannya pada Jumat wakti setempat.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (3/2/2023), ia menyatakan harapan bahwa pihak-pihak terkait dapat menyelesaikan masalah ini melalui 'cara yang tenang'.
"China adalah negara yang bertanggung jawab. Kami bertindak sesuai dengan hukum internasional. Kami tidak punya niat melanggar wilayah udara negara lain," tegas Mao.
Pada Kamis kemarin, Pentagon mengklaim telah menemukan balon mata-mata di atas langit AS utara pada hari sebelumnya.
Baca juga: Balon China Masuki Jepang Punya Tujuan Tersendiri, Sekretaris Kabinet Tegaskan Kewaspadaan Tinggi
Penampakan objek terakhir yang dikonfirmasi adalah di Billings, Montana, sementara lokasinya saat ini masih belum diungkapkan.
Dalam komentar yang dikutip oleh media AS, seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa negaranya 'meyakini' bahwa balon itu milik China, karena insiden serupa telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat yang sama mengklaim bahwa jalur penerbangan balon telah melintasi 'sejumlah situs sensitif'.
"Pihak berwenang AS pun mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut, namun memutuskan untuk tidak melakukannya karena khawatir orang-orang di darat dapat terluka oleh puing-puing yang jatuh," kata sumber tersebut.
Menurut laporan, balon tersebut berhasil sampai ke AS melalui wilayah Kanada.
Departemen Pertahanan Kanada mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan wilayah udaranya, termasuk memantau 'potensi insiden kedua'.
Serbuan balon ini muncul hanya beberapa hari sebelum rencana perjalanan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken ke China.
Mao menolak memberikan respons saat ditanya apakah perkembangan insiden ini akan mempengaruhi kunjungan itu.