Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Angkatan Laut AS Rilis Foto Balon Mata-mata China yang Ditembak Jatuh di Laut

Angkatan Laut AS merilis foto balon mata-mata China yang ditembak jatuh di Laut. China menolak panggilan dari AS terkait dengan balon mata-mata ini.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Angkatan Laut AS Rilis Foto Balon Mata-mata China yang Ditembak Jatuh di Laut
Twitter US Fleet Forces
Angkatan Laut AS yang tergabung dalam NAVY SEAL melakukan tugas ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 memulihkan balon pengintai di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, 5 Februari 2023. Foto ini diunggah di laman Twitter US Fleet Forces pada Selasa (7/2/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Laut Amerika Serikat telah merilis gambar resmi pertama dari upayanya untuk memulihkan apa yang dikatakan AS sebagai balon pengintai China.

Balon itu ditembak jatuh di atas Samudra Atlantik setelah terlihat di wilayah udara AS minggu lalu.

Foto-foto yang diterbitkan pada hari Selasa (7/2/2023), menunjukkan anggota Angkatan Laut AS dari kelompok persenjataan bahan peledak bersandar di atas perahu karet lambung kaku.

Mereka menarik sebagian besar kain luar putih dan struktur cangkang balon.

Angkatan Laut melakukan operasi ekstensif menggunakan drone bawah air, kapal perang, dan kapal tiup.

Mereka mengumpulkan semua bagian perangkat, yang menghabiskan beberapa hari terbang di atas Amerika Utara minggu lalu, sebelum ditembak jatuh pada hari Sabtu (4/2/2023), di lepas pantai Carolina Selatan.

Baca juga: China Tolak Panggilan Menhan AS Lloyd Austin atas Insiden Balon Mata-mata yang Ditembak Jatuh

Balon itu berukuran tinggi sekitar 60 meter (200 kaki), seukuran jet regional kecil, dan membawa paket sensor panjang di bawahnya, dikutip dari Al Jazeera.

BERITA REKOMENDASI

Hal itu disampaikan oleh Kepala Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHerck, awal pekan ini.

Sementara Beijing mengatakan balon itu adalah pesawat sipil tak berawak yang mengumpulkan data cuaca dan terbang keluar jalur.

Angkatan Laut AS yang tergabung dalam NAVY SEAL melakukan tugas ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 memulihkan balon pengintai di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, 5 Februari 2023. Foto ini diunggah di laman Twitter US Fleet Forces pada Selasa (7/2/2023).
Angkatan Laut AS yang tergabung dalam NAVY SEAL melakukan tugas ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 memulihkan balon pengintai di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, 5 Februari 2023. Foto ini diunggah di laman Twitter US Fleet Forces pada Selasa (7/2/2023). (Twitter US Fleet Forces)

Baca juga: Jubir Kemenlu Rusia: Reaksi Amerika Serikat Soal Balon China Terlihat Seperti Histeris  

AS mengecam kehadiran balon itu di wilayah udara AS sebagai pelanggaran kedaulatan negara yang tidak dapat diterima.

VanHerck mengatakan pada hari Senin (6/2/2023), tim yang terlibat dalam upaya pemulihan balon mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi dari kemungkinan ada bagian balon yang dicurangi dengan bahan peledak.

Angkatan Laut juga menggunakan kapal untuk memetakan dan memindai dasar laut untuk semua bagian balon yang tersisa.


Sehingga analis AS dapat memperoleh gambaran lengkap tentang jenis sensor apa yang digunakan dan untuk lebih memahami bagaimana balon dapat bermanuver.

Angkatan Laut AS yang tergabung dalam NAVY SEAL melakukan tugas ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 memulihkan balon pengintai di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, 5 Februari 2023. Foto ini diunggah di laman Twitter US Fleet Forces pada Selasa (7/2/2023).
Angkatan Laut AS yang tergabung dalam NAVY SEAL melakukan tugas ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 memulihkan balon pengintai di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, 5 Februari 2023. Foto ini diunggah di laman Twitter US Fleet Forces pada Selasa (7/2/2023). (Twitter US Fleet Forces)

Baca juga: AS Cari Balon Mata-mata China Lain, Hubungan Dua Negara Makin Tegang

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pada hari Selasa (7/2/2023), China menolak permintaan AS untuk panggilan telepon antara menteri pertahanan AS, Lloyd Austin, dan timpalannya dari China, Wei Fenghe.

Pentagon mengajukan permintaan panggilan aman pada hari Sabtu (4/2/2023), segera setelah menembak jatuh balon.

“Sayangnya, China telah menolak permintaan kami. Komitmen kami untuk membuka jalur komunikasi akan terus berlanjut,” kata Brigadir Jenderal Patrick Ryder.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Konflik China dan AS

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas