NATO Ragukan Inggris Bisa Gantikan Jerman, Pimpin Pasukan Reaksi Cepat dan Hadapi Rusia
NATO meragukan Militer Inggris untuk memimpin Pasukan Reaksi Cepat NATO, menggantikan Jerman dan menghadapi Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Pada 15 Januari 2023, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan negaranya akan mengirim 14 tank Challenger 2 ke Kyiv.
Belakangan, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Ukraina telah mulai mempelajari cara mengoperasikan tank Inggris.
Baca juga: Mantan Pasukan Wagner Rusia Ungkap Kengerian Perang di Timur Ukraina: Tidak Sesuai Perintah, Tembak
Pasukan Reaksi Cepat NATO
Pasukan Reaksi Cepat NATO (VJTF) didirikan pada tahun 2014 sebagai ujung tombak atau garis pertahanan pertama dalam memerangi kemajuan Rusia terhadap anggota NATO.
NATO mengatakan pasukan reaksi harus siap pada saat itu juga untuk menanggapi krisis besar dengan segera, dikutip dari Mirror UK.
Kepemimpinan pasukan ini dimaksudkan untuk bergilir di antara anggota NATO setiap tahun.
Pasukan itu dikerahkan untuk pertama kalinya tahun 2022 lalu, di bawah kepemimpinan Prancis sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Pasukan Reaksi Cepat dikirim ke Rumania untuk menjaga dari kemajuan lebih lanjut menuju wilayah NATO.
NATO menetapkan pasukan dalam pasukan tidak dapat diaktifkan ganda.
Artinya, tidak diizinkan untuk bekerja pada operasi lain saat bertugas dalam peran tersebut.
NATO telah menyatakan keprihatinan atas kemampuan Inggris untuk mengambil alih komando unit pasukan reaksi cepat sebelum batas waktu 1 Januari 2024.
Mereka telah bertanya kepada militer Jerman apakah akan terus memimpin unit tersebut pada tahun 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina