Update Korban Topan Gabrielle di Selandia Baru: 5 Orang Tewas, 1.400 Hilang
Topan Gabrielle yang menerjang wilayah Selandia Baru dilaporkan telah memakan korban jiwa. Lima orang tewas sementara 1.400 hilang
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, WELLINGTON – Topan Gabrielle yang menerjang wilayah Selandia Baru dilaporkan telah memakan korban jiwa. Lima orang tewas sementara 1.400 masih dalam pencarian setelah dinyatakan hilang, Kamis (16/2/2023).
Insiden bencana topan disertai hujan lebat yang berlangsung selama beberapa hari terakhir di Selandia Baru bagian timur, belakangan ini telah memicu bencana banjir dan tanah longsor yang meluas.
Menurut laporan Menteri Manajemen Darurat Selandia Baru, Kieran McAnulty topan Gabrielle yang mencapai negaranya pada hari Minggu pagi kini telah menghancurkan seluruh lahan pertanian, jembatan, dan kawasan peternakan. Puluhan warga bahkan harus mengungsi di atap rumah demi menghindari terjangan air yang membanjiri kompleks perumahan.
Baca juga: Topan Gabrielle Lewati Selandia Baru, 4 Orang Tewas, Penduduk Diminta Hemat Air dan Makanan
Mayat anak-anak ditemukan terdampar di wilayah Eksdale di Hawke's Bay, setelah beberapa hari terakhir kota tersebut terendam banjir paling parah.
Sementara itu pihak kepolisian setempat menyatakan telah menerima lebih dari 1.440 laporan orang hilang, pasca beberapa kota di bagian Pulau Utara pantai timur North Island termasuk Hawke's Bay, Coromandel, dan Northland terputus dari semua akses komunikasi dan listrik imbas tertimbun tanah longsor.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat untuk mencegah bertambahnya korban jiwa, salah satunya menggelar misi penyelamatan dengan helikopter.
"Fokus langsung kami adalah melakukan misi penyelamatan bagi mereka yang terkena dampak banjir, terhitung ratusan orang telah diselamatkan dari atap setelah banjir menggenangi rumah mereka” kata pasukan pertahanan Selandia Baru pada Rabu (15/2/2023).
Perdana Menteri (PM) Chris Hipkins menyatakan peristiwa topan yang melanda negara itu adalah bencana yang terparah dalam satu abad terakhir.
Diperkirakan 10.500 orang di wilayah Utara telah dievakuasi pemerintah, Hipkins juga menghimbau para warganya agar tak kembali ke rumah untuk sementara waktu sampai cuaca membaik, mengutip dari The Guardian.
Baca juga: Badai Gabrielle Mulai Menjauh dari Selandia Baru, Warga Masuki Fase Pemulihan
Selandia Baru Umumkan Keadaan Darurat Nasional
Kondisi sejumlah wilayah di Selandia Baru yang memprihatinkan mendorong pemerintah pusat untuk menetapkan keadaan darurat national selama tujuh hari, yang dimulai pada Selasa (14/2/2023).
Selama keadaan darurat diberlakukan jalan-jalan yang terdampak bencana paling parah perlahan mulai dibersihkan, beberapa penerbangan domestik dan internasional juga dilanjutkan meskipun jadwal penerbangan akan sedikit terganggu.
Meski begitu, mencegah terjadinya krisis makanan para penduduk di daerah yang paling parah terkena dampak diminta untuk menghemat air dan makanan untuk sementara waktu sampai bantuan dapat didistribusikan dengan lancar.