Media Inggris Sebut KKB Papua yang Sandera Pilot Philip Sebagai 'Teroris Psikopat'
Kasus penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrthens oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua tidak terlalu menarik perhatian media asi
Editor: Hasanudin Aco
Sementara itu, Media Inggris Daily Mail menyebut pemberontak bersenjata di balik penangkapan Kapten Philip adalah teroris 'psikopat' yang bertanggung jawab atas pembantaian 31 orang di wilayah Papua.
Dia menyebut pimpinan KKB Papua bertanggung jawab atas pembunuhan, pemerkosaan, dan pembantaian 31 pekerja.
Phillip Mehrtens, 37, disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB (dikenal secara lokal sebagai KKB) setelah terbang untuk menyelamatkan pekerja konstruksi yang terancam tewas di provinsi Indonesia yang disengketakan.
Media itu menulis dia adalah korban terbaru KKB Papua.
KKB dipimpin oleh Egianus Kogoya, digambarkan oleh beberapa orang sebagai 'seorang psikopat', yang bertanggung jawab atas pembantaian pekerja bangunan tahun 2018 lalu.
Dari foto dan video yang beredar Kogoya bergandengan tangan dengan Kapten Philip sambil menyerukan militer Indonesia untuk meninggalkan provinsi Papua.
Lokasi Penyanderaan Diketahui
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengklaim, tim aparat gabungan TNI-Polri sudah berhasil mengidentifikasi titik koordinat dan lokasi tempat penyanderaan.
Dengan diketahuinya titik koordinat penyanderaan menjadi bukti pemerintah Indonesia sangat serius dalam menyelamatkan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens.
Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyandera pilot Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan sepekan yang lalu.
"Pemerintah sudah berupaya sangat serius. Bahkan, sudah berhasil mengidentifikasi titik koordinat dan lokasi tempat penyanderaan," kata Masduki kepada wartawan, Jumat (17/2/2023) seperti dikutip dari Kompas.com.
Oleh karena itu, Masduki meminta publik bersabar dan memohon dukungan supaya Merhrtens dapat segera diselamatkan.
Ia tidak mau berkomentar saat ditanya soal ada atau tidaknya komunikasi antara pemerintah Indonesia dengan Selandia Baru, negara asal Merhrtens.
"Sabar saja, mudah-mudahan lekas tertangani dengan baik," ujar Masduki.
Sumber: Daily Mail/Sky News/Kompas.TV/Kompas.com