Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bertemu Perwakilan China, Menlu AS Secara Tegas Ungkapkan Kekecewaannya soal Balon Mata-mata

Perwakilan AS dan China bertemu untuk pertama kalinya sejak insiden balon mata-mata. Antony Blinken ungkapkan kekecewaannya kepada China.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Bertemu Perwakilan China, Menlu AS Secara Tegas Ungkapkan Kekecewaannya soal Balon Mata-mata
STEFANI REYNOLDS / POOL / AFP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kanan) dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menghadiri pertemuan di Nusa Dua di pulau wisata Bali pada 9 Juli 2022. Perwakilan AS dan China bertemu untuk pertama kalinya pada Sabtu (18/2/2023) sejak insiden balon mata-mata. Antony Blinken ungkapkan kekecewaannya kepada China. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan diplomat tinggi China, Wang Yi pada hari Sabtu (18/2/2023) di Munich, Jerman.

Pertemuan itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara pejabat senior AS dan China sejak militer AS menembak jatuh balon udara yang diduga mata-mata China.

Dilansir CNN.com, dalam pertemuan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, Blinken secara langsung berbicara tentang adanya pelanggaran di kedaulatan AS dan hukum internasional yang tidak dapat diterima.

Blinken mengatakan insiden seperti balon mata-mata, yang melayang di atas wilayah udara AS selama berhari-hari, tidak boleh terjadi lagi, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyampaikan dalam pernyataannya.

Blinken kemudian menyatakan kekecewaannya bahwa Beijing tidak terlibat dalam dialog antar militer ketika insiden balon China terjadi.

“Dia (Blinken) menyatakan, dengan terus terang, kekecewaan kami bahwa dalam periode baru-baru ini rekan-rekan militer China menolak untuk mengangkat telepon," ungkap Ned Price.

Baca juga: AS Ingin Segera Selesaikan Insiden Penembakan Balon Mata-Mata dengan China

"Kami pikir itu sangat disayangkan."

Berita Rekomendasi

"Dan itu bukanlah cara yang seharusnya dilakukan oleh kedua belah pihak untuk melakukan bisnis."

Namun, tidak ada kesepakatan formal yang dicapai mengenai mekanisme apa pun untuk meningkatkan dialog antara kedua negara itu.

Washington menuduh China tengah melakukan program pengawasan internasional dengan balon mata-mata. 

Sementara itu, Beijing membantah klaim tersebut.

China menyatakan bahwa balon itu adalah pesawat penelitian sipil yang secara tidak sengaja terlempar keluar jalur.

Setelah pertemuannya dengan Blinken, Wang Yi meminta AS untuk memperbaiki kerusakan hubungan kedua negara, menurut siaran pers yang disiarkan oleh CGTN, outlet media pemerintah China.

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021.
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Kementerian Luar Negeri di Athena, pada 27 Oktober 2021. (ANGELOS TZORTZINIS / AFP)

Baca juga: Soal Insiden Balon Mata-mata, Joe Biden Ingin Bicara dengan Xi Jinping Tapi Bukan untuk Minta Maaf

Sebelumnya, Wang mengkritik cara AS menangani insiden balon udara tersebut.

Wang menyebut respons AS itu "tidak masuk akal, berlebihan,  dan 100 persen penyalahgunaan penggunaan kekuatan".

Gara-gara balon udara itu, pada awal Februari lalu, Blinken membatalkan kunjungannya ke Beijing.

Kunjungan itu seharusnya menjadi kunjungan pertama ke China oleh menteri luar negeri AS sejak 2018.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa dia berharap untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang balon tersebut.

Tetapi Biden berkata tidak akan meminta maaf karena telah menembak jatuhnya.

"Saya berharap kita akan sampai ke dasar ini, tapi saya tidak meminta maaf karena menjatuhkan balon itu," katanya.

Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS ini menunjukkan para pelaut mengangkat balon pengintai ketinggian tinggi yang ditembak jatuh di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, di samudra Atlantik pada 5 Februari 2023. - Presiden AS Joe Biden pada Februari Pada 6 Agustus 2023 membela keputusan untuk menunggu sampai balon China melintasi Amerika Serikat sebelum menembak jatuh, dan Gedung Putih mengatakan intelijen yang berharga telah diambil dari perangkat tersebut. (Photo by Petty Officer 1st Class Tyler Thompson / US NAVY / AFP)
Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS ini menunjukkan para pelaut mengangkat balon pengintai ketinggian tinggi yang ditembak jatuh di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, di samudra Atlantik pada 5 Februari 2023. Photo by Petty Officer 1st Class Tyler Thompson / US NAVY / AFP) (AFP/PETTY OFFICER 1ST CLASS TYLER TH)

Baca juga: 6 Balon Mata-mata Rusia Ditembak Jatuh di Kota Kyiv Ukraina, Disebut Gantikan Drone Pengintai

Beberapa analis percaya bahwa Beijing, yang secara ekonomi terkuras akibat strategi nol-Covid, meramahkan dirinya dalam urusan luar negeri.

CNN melaporkan pada hari Rabu bahwa pejabat intelijen AS sedang menilai kemungkinan apakah balon itu tidak sengaja digerakkan ke daratan AS oleh pemerintah China.

Mereka sedang memeriksa apakah balon itu terbawa oleh angin kencang, menurut beberapa orang yang diberi pengarahan tentang intelijen.

Kabar apa pun yang menunjukkan bahwa balon udara mungkin memang tidak sengaja terbawa sampai ke AS, berpotensi meredakan ketegangan antara kedua negara.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas