Mantan Presiden AS, Jimmy Carter Jalani Hospice Care, Ingin Habiskan Sisa Hidup dengan Keluarga
Keluarga mantan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-39, Jimmy Carter memutuskan untuk menjalani Hospice Care dan menghabiskan sisa hidup di rumah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Keluarga mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Jimmy Carter memutuskan untuk menjalani Hospice Care.
Pihak keluarga menuturkan, Carter ingin menghabiskan sisa hidup di rumah setelah menjalani rawat inap di rumah sakit beberapa kali.
Untuk dicatat, hospice care merupakan pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal (stadium akhir), karena pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi (dokter sudah angkat tangan).
Dikutip Google, perawatan ini bertujuan untuk meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari klien, berlandaskan pada aspek bio-psikospiritual.
Pihak keluarga memutuskan hal ini pada Sabtu (18/2/2023) kemarin.
Dilansir Guardian, Carter merupakan presiden ke-39 AS sekaligus eks presiden AS tertua yang masih hidup dan saat ini berusia 98 tahun.
Baca juga: Komedian Jimmy Gideon Meninggal Dunia, Namanya Terinspirasi Sosok Presiden Jimmy Carter
"Setelah serangkaian rawat inap singkat di rumah sakit, mantan Presiden AS Jimmy Carter memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya dan menerima perawatan rumah sakit alih-alih intervensi medis tambahan," papar Carter Center dalam pernyataan yang dibagikan di Twitter, seperti dikutip New York Times.
Pilihan yang diambil mantan presiden itu mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tim medisnya.
Derita beberapa masalah kesehatan
Carter merupakan seorang politikus Demokrat.
Ia menjabat sebagai presiden pada 1877 higga 1981.
Reuter melaporkan, dalam beberapa tahun terakhir, penduduk asli Georgia ini menderita beberapa masalah kesehatan.
Carter mengalami melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya, meskipun ia telah merespons dengan baik pengobatan yang diterimanya.
Baca juga: Alasan Mantan Presiden AS, Donald Trump Tak Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II
Masa sulit mantan petani kacang tanah selama empat tahun memimpin negara itu dirusak oleh kesengsaraan ekonomi di dalam negeri dan krisis penyanderaan Iran yang berakhir tepat setelah ia meninggalkan jabatannya.
Namun Carter juga memainkan peran sentral dalam menengahi kesepakatan Camp David yang berujung pada perjanjian perdamaian penting Mesir-Israel.
Carter dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002.
Anugerah tersebut merupakan pengakuan atas usahanya yang tak kenal lelah untuk menemukan solusi damai bagi konflik internasional, untuk memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, dan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial.
Carter dan istrinya Rosalynn,menikah pada tahun 1946 dan memiliki empat anak.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)