Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Jimmy Carter, Presiden Amerika ke-39 dan Pendiri The Carter Center

Presiden Amerika Serikat ke-39, Jimmy Carter memutuskan untuk menjalani Hospice Care, Sabtu (18/2/2023), simak profil Jimmy Carter dalam artikel ini.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Profil Jimmy Carter, Presiden Amerika ke-39 dan Pendiri The Carter Center
RICK DIAMOND / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP
ATLANTA, GA - JUNI 15: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter berbicara di 'Dewan Direksi Dewan Bisnis Amerika Kanada Menghadirkan Percakapan Dengan Jimmy Carter dan Joe Clark' di The Carter Center pada 15 Juni 2017 di Atlanta, Georgia. Rick Diamond/Getty Images untuk Canadian American Business Council/AFP 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) ke-39, Jimmy Carter, memutuskan untuk menjalani Hospice Care, Sabtu (18/2/2023).

Pria kelahiran 1924 ini merupakan pemimpin Amerika tertua yang masih hidup.

Sebagai informasi, Hospice Care merupakan pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal (stadium akhir), karena pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi (dokter sudah angkat tangan).

Dikutip Google, Perawatan ini bertujuan untuk meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari klien, berlandaskan pada aspek bio-psikospiritual.

Selengkapnya, simak profil Jimmy Carter yang Tribunnews.com rangkum dari beberapa sumber:

Siapa Jimmy Carter?

Dikutip dari situs Biography, Jimmy Carter adalah Presiden AS ke-39.

Berita Rekomendasi

Ia dianugrahi Hadiah Nobel Perdamainan pada 2002 lalu.

Baca juga: Mantan Presiden AS, Jimmy Carter Jalani Hospice Care, Ingin Habiskan Sisa Hidup dengan Keluarga

(FILES) Dalam file foto yang diambil pada tanggal 1 November 1991 mantan presiden AS Jimmy Carter berbicara selama perjalanannya di Zambia. Carter, mantan presiden AS berusia 98 tahun yang memimpin negara itu dari tahun 1977 hingga 1981, menerima perawatan rumah sakit di rumah di mana dia akan menghabiskan
(FILES) Dalam file foto yang diambil pada tanggal 1 November 1991 mantan presiden AS Jimmy Carter berbicara selama perjalanannya di Zambia. Carter, mantan presiden AS berusia 98 tahun yang memimpin negara itu dari tahun 1977 hingga 1981, menerima perawatan rumah sakit di rumah di mana dia akan menghabiskan "waktu yang tersisa", kata yayasan nirlaba miliknya pada 18 Februari 2023. "Setelah serangkaian perawatan singkat di rumah sakit, mantan Presiden AS Jimmy Carter hari ini memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya dan menerima perawatan rumah sakit alih-alih intervensi medis tambahan," kata Carter Center dalam pernyataan yang diunggah ke Twitter. (AFP)

Masa muda Jimmy Carter

Pria dengan nama lengkap James Earl Carter Jr, lahir pada 1 Oktober 1924 di Plains, Gerogia, Amerika Serikat.

Ayahnya, James Sr, adalah seorang petani kacang yang dikenal pekerja keras,

Ibunya, Bessie Lillian Gordy adalah seorang perawat.

Keluarga Carter memiliki sebidang kecil tanah, gudang dan toko.

Ketika Carter berusia empat tahun, keluarganya pindah ke Archery, sebuah kota yang berjarak dua mil dari Plains.

Carter merupakan anak yang rajin dan baik, ia mulai bekerja dengan ayahnya pada usia 10 tahun.

Sewaktu kecil, Carter senang menikmati waktu bersama sang ayah di malam hari, mendengarkan pertandingan bisbol dan acara politik di radio.

Baca juga: Alasan Mantan Presiden AS, Donald Trump Tak Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II

Pendidikan yang ditempuh Jimmy Carter

Carter tumbuh di keluarga yang religius.

Orang tuanya merupakan anggota Gereja Baptis Plains.

Carter bersekolah di Plains High School yang mayoritas kulit putih, sementara penduduk kulit hitam di daerah itu menerima pendidikan di rumah atau gereja.

Carter belajar teknik di Gerogia Southwestern Junior College sebelum bergabung dengan program Naval ROTC untuk belajar studi teknik di Georgia Institute of Technology.

Ia kemudian melamar ke Akademi Angkatan Laut di Annapolis, Maryland pada musim panas 1943.

Meski tidak cocok berada di militer, Carter berprestasi di bidang akademik.

Saat libur musim panas, Carter berjumpa kembali dengan teman masa kecilnya, Rosalynn Smith.

Mereka akhirnya menikah pada Juni 1946.

Baca juga: Mantan Presiden AS Bill Clinton Dirawat di Rumah Sakit

ATLANTA, GA - JUNI 15: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter berbicara di 'Dewan Direksi Dewan Bisnis Amerika Kanada Menghadirkan Percakapan Dengan Jimmy Carter dan Joe Clark' di The Carter Center pada 15 Juni 2017 di Atlanta, Georgia. Rick Diamond/Getty Images untuk Canadian American Business Council/AFP
ATLANTA, GA - JUNI 15: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter berbicara di 'Dewan Direksi Dewan Bisnis Amerika Kanada Menghadirkan Percakapan Dengan Jimmy Carter dan Joe Clark' di The Carter Center pada 15 Juni 2017 di Atlanta, Georgia. Rick Diamond/Getty Images untuk Canadian American Business Council/AFP (RICK DIAMOND / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)

Kembali menjadi petani kacang

Carter memiliki tiga putra, John William (1947), James Earl Carter III (1950), dan Donnel Jeffrey (1952).

Pada 1967, lahirlah seorang putri bernama Amy.

Pada Juli 1953, ayah Carter meninggal karena kanker pankreas.

Setelah kematian sang ayah, bisnis pertanian kacang dan keluarganya berantakan.

Meskipun awalnya sang istri menolak, Carter memindahkan keluarganya kembali ke pedesaan Georgia agar dapat merawat ibunya dan mengambil alih bisnis keluarga.

Di Georgia, Carter menghidupkan kembali pertanian keluarga dan menjadi aktif dalam politik komunitas, memenangkan kursi di Dewan Pendidikan Kabupaten Sumter pada tahun 1955 dan akhirnya menjadi ketuanya.

Baca juga: Beda Pandangan Politik, Duo Petinggi Facebook Dikabarkan Ribut Gegara Mantan Presiden AS Trump

Prestasi Jimmy Carter sebagai politisi

Tahun 1950-an merupakan periode perubahan besar di Amerika Selatan.

Pada tahun 1962, Carter mencalonkan diri untuk Senat Negara Bagian Georgia.

Selama menjabat sebagai senator dua periode, Carter mencuri perhatian sebagai politisi tangguh dan berdedikasi yang dengan gigih mendukung hak-hak sipi.

Pada 1966, sempat mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.

Tapi, Carter malah memutuskan mencalonkan diri sebagai gubernur, meski tidak terpilih.

Pada 1970, Carter kembali maju dalam putaran gubernur.

Kampanyenya secara khusus menargetkan pemilih kulit putih pedesaan yang menolaknya pada 1966 karena terlalu liberal.

Strategi yang diusung Carter berhasil, ia pun terpilih menjadi gubernur Gerogia.

Jimmy Carter 1976
Jimmy Carter tersenyum pada 21 Desember 1976 saat dia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, 51 persen suara berbanding 48 persen untuk presiden petahana dari Partai Republik Gerald Ford. Carter dilantik sebagai presiden ke-39 pada 20 Januari 1977.

Kiprah Jimmy Carter di panggung nasional

Carter dengan cermat mengamati arus politik nasional pada 1970-an.

Anggota Partai Demokrat ini adalah satu dari 10 kandidat pencalonan presiden pada 1976.

Sebagai sosok yang kurang dikenal, anonimitas Carter terbukti menguntungkan.

"Saya tidak akan pernah berbohong."

"Saya tidak akan pernah menghindari masalah kontroversial."

"Pemimpin, Untuk Perubahan."

Slogan kampanyenya ini menyentuh perasaan pemilih.

Carter menang pemilihan dan menjadi presiden ke-39 Amerika Serikat.

Baca juga: Mantan Presiden AS Barack Obama Positif Covid-19, Sebut Tenggorokannya Gatal Berhari-hari

The Carter Center

Pada 1982, Carter mendirikan The Carter Center, organisasi nirlaba nonpemerintah.

Dikutip dari laman resmi Carter Center, presiden AS ke-39 dan sang istri bermitra dengan Universitas Emory.

Tujuan didirikan Carter Center adalah memajukan hak asasi manusia dan mengurangi penderitaan manusia.

Misinya termasuk membantu meningkatkan kualitas hidup orang-orang di lebih dari 80 negara.

Masalah kesehatan yang diderita Jimmy Carter

Pada 12 Agustus 2015, Carter menjalani operasi untuk mengangkat massa dari hatinya.

Di tahun itu, Carter didiagnosis menderita kanker pankreas.

"Operasi hati baru-baru ini mengungkapkan bahwa saya menderita kanker yang sekarang ada di bagian lain tubuh saya," ucapnya kala itu.

"Saya akan mengatur ulang jadwal saya seperlunya sehingga saya dapat menjalani perawatan oleh dokter di Emory Healthcare," ungkapnya.

Sepekan kemudian, pada 20 Agustus, Carter mengadakan konferensi pers, dan mengatakan dokter menemukan melanoma.

Dia kemudian menjalani perawatan radiasi dan mengubah jadwalnya yang padat secara dramatis setelah ditemukan empat lesi di otaknya.

Pada awal Desember 2015, Carter secara resmi mengumumkan pemeriksaan tidak menemukan jejak dari empat lesi otak.

Pada 21 Maret 2019, Carter menjadi Presiedn AS yang paling lama hidup dengan usia 94 tahun 172 hari.

Usianya melampaui angka yang dicapai umur George HW Bush.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas