Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Gempa Turki-Suriah, Korban Tewas 46.442 Orang, Lebih dari 84.000 Bangunan Hancur

Pada Minggu (19/2/2023), korban tewas yang dilaporkan kedua negara mencapai 46.442 orang, Lebih dari 84.000 bangunan hancur.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Update Gempa Turki-Suriah, Korban Tewas 46.442 Orang, Lebih dari 84.000 Bangunan Hancur
AFP/ADEM ALTAN
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Pada Minggu (19/2/2023), korban tewas yang dilaporkan kedua negara mencapai 46.442 orang. (Photo by Adem ALTAN / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah memasuki hari ke-13 pascagempa dahsyat mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu.

Pada Minggu (19/2/2023), korban tewas yang dilaporkan kedua negara mencapai 46.442 orang.

Dikutip dari Al Jazeera, korban tewas di Turki mencapai 40.642 orang.

Sementara negara tetangga Ankara, Suriah telah melaporkan lebih dari 5.800 kematian.

Angka tersebut, tidak berubah selama beberapa hari.

Ketika Turki berupaya mengelola bencana terburuk yang melanda negaranya, kekhawatiran tumbuh atas para korban tragedi di Suriah.

Baca juga: Dua WNI yang Jadi Korban Tewas akibat Gempa Turki Teridentifikasi, Asal Bali dan Lombok

Program Pangan Dunia (WFP) menekankan agar pihak berwenang berhenti memblokir akses ke daerah-daerah untuk menyalurkan bantuan.

Berita Rekomendasi

Kepala WFP, David Beasley, mengatakan badan itu kehabisan pasokan dan meminta lebih banyak penyeberangan perbatasan dari Turki dibuka.

"Masalah yang kami hadapi (adalah) operasi lintas garis ke Suriah, di mana otoritas Suriah barat laut tidak memberi kami akses yang kami butuhkan," kata Beasley di sela-sela KTT Munich.

Di Suriah yang hancur oleh perang saudara selama lebih dari satu dekade, sebagian besar korban jiwa tercatat di sisi barat laut.

Daerah tersebut, dikuasai oleh para pejuang yang berperang dengan pasukan Presiden Bashar Al Assad.

Baca juga: INH Salurkan Bantuan dari Masyarakat Indonesia untuk Korban Gempa Turki dan Suriah

Lembaga Kemanusiaan Internastional Networking for Humanitaraian atau INH, menyalurkan bantuan darurat berupa logistik untuk korban gempa Turki dan Suriah yang berasal dari masyarakat Indonesia. Penyaluran bantuan ini langsung dilokasi titik-titik pengungsi yang menjadi korban gempa dahsyat tersebut.
Lembaga Kemanusiaan Internastional Networking for Humanitaraian atau INH, menyalurkan bantuan darurat berupa logistik untuk korban gempa Turki dan Suriah yang berasal dari masyarakat Indonesia. Penyaluran bantuan ini langsung dilokasi titik-titik pengungsi yang menjadi korban gempa dahsyat tersebut. (istimewa)

Kemarahan publik

Baik Turki maupun Suriah tidak mengatakan berapa banyak orang yang belum ditemukan pascagempa.

Bagi keluarga yang masih menantikan kerabatnya di Turki, ada kemarahan publik atas praktik pembangunan yang korup dan cacat sehingga mengakibatkan ribuan rumah dan bisnis hancur.

Diketahui, lebih dari 84.000 bangunan rusak parah, perlu dibongkar segera, atau runtuh.

Satu di antara bangunan tersebut adalah di Antakya, yang menewaskan ratusan orang.

"Konon aman gempa, tapi lihat hasilnya," ucap Hamza Alpaslan (47).

"Ini dalam kondisi mengerikan. Tidak ada semen atau besi yang layak di dalamnya. Ini benar-benar neraka," tuturnya.

Baca juga: Fakta Dosen UII Hilang di Norwegia, Sempat Kirim Pesan ke Istri hingga Ada Jejak Daring di Turki

Turki membuka penyelidikan atas bencana gempa

Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk menyelidiki siapa pun yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan.

Turki juga memerintahkan penahanan 133 tersangka, termasuk kontraktor.

Diwartakan Al Jazeera sebelumnya, Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, mengatakan pihak berwenang mengidentifikasi 131 orang yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan yang rata dengan tanah.

"Kami akan menindaklanjutinya dengan cermat sampai proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan menyebabkan luka-luka hingga kematian," tegas Oktay, seperti dikutip dari Guardian.

Saat ini, unit investigasi khusus telah dibentuk di 10 provinsi yang terkena dampak.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas