Polisi Selandia Baru Lanjutkan Pencarian Korban Topan Gabrielle, 2.500 Orang Hilang Kontak
Polisi Selandia Baru telah mengonfirmasi 11 kematian akibat topan tersebut, dengan sebagian besar korban dari Hawke's Bay.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Komisari Kepolisian Selandia Baru mengungkapkan jumlah orang yang belum ditemukan akibat Topan Gabrielle telah berkurang pada Senin (20/2/2023).
Topan menghantam wilayah Pulau Utara, Selandia Baru, pada 12 Februari dan menyusuri pantai timur, sehingga menyebabkan kerusakan yang meluas.
Perdana Menteri Chris Hipkins menyebut Topan Gabrielle sebagai bencana alam terbesar di Selandia Baru pada abad ini.
Komisaris polisi Selandia Baru Andrew Coster mengatakan pihak polisi telah berhasil melakukan kontak dengan 4.000 dari 6.500 orang yang dilaporkan hilang kontak sejak sebelum topan melanda. Sehingga ada 2.500 orang yang hilang kontak.
Baca juga: Update Korban Topan Gabrielle di Selandia Baru: 5 Orang Tewas, 1.400 Hilang
“Kesenjangannya semakin dekat,” kata Coster, seperti yang dikutip dari Reuters.
Polisi Selandia Baru telah mengonfirmasi 11 kematian akibat topan tersebut, dengan sebagian besar korban dari Hawke's Bay.
Coster mengatakan jumlah kematian akan bertambah, tetapi dia mengungkapkan sebagian besar dari mereka yang saat ini "tidak dapat dihubungi berada dalam situasi ini karena kesulitan komunikasi".
Pihak kepolisian Selandia Baru berusaha memastikan status lebih dari 3.000 orang di daerah yang terdampak bencana pada Minggu (18/2/2023).
Upaya pemulihan terus dilakukan dengan tim pencarian dan penyelamat yang masih bekerja di daerah yang rusak akibat topan, sementara listrik dan telekomunikasi tetap padam di beberapa rumah. Jalan ditutup dan orang-orang melaporkan masalah dalam menarik atau mendapatkan uang tunai.
Coster juga mengatakan pihak polisi melihat peningkatan kekerasan keluarga di Hawke's Bay dengan insiden mencapai sekitar 60 persen dan lebih banyak polisi telah dibawa ke wilayah tersebut tidak hanya untuk membantu pemulihan tetapi juga untuk menanggapi hal ini.