Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala Wagner Group Tuduh Militer Rusia Enggan Sediakan Cukup Amunisi untuk Tentara Bayarannya

Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin tuduh pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya menolak memberikan amunisi yang diperlukan tentara bayarannya

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kepala Wagner Group Tuduh Militer Rusia Enggan Sediakan Cukup Amunisi untuk Tentara Bayarannya
Twitter
Wagner Rusia berusaha menjelaskan kegagalan kelompoknya untuk merebut kota Bakhmut, Ukraina timur, yang selama berbulan-bulan. Yevgeny Prigozhin mengatakan bahwa ada benteng di setiap rumah di Bakhmut. - Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin tuduh pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya menolak memberikan amunisi yang diperlukan tentara bayarannya 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin menuduh pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya menolak memberikan amunisi yang diperlukan para tentara bayaran.

Prigozhin menilai ada persaingan berkelanjutan antara dirinya dan sebagian elit Rusia dalam upaya menaklukan Ukraina.

Dikutip Al Jazeera, Prighozhin dulu menghindari sorotan publik dan telah berperan besar dalam politik Rusia sejak dimulainya 'operasi militer khusus'.

Wagner Group miliknya mempelopori pertempuran selama berbulan-bulan untuk menguasai Bakhmut, wilayah di Donetsk, Ukraina timur.

Dalam pesan audio berdurasi tujuh menit yang diterbitkan oleh layanan persnya pada Senin (20/2/2023), Prighozhin terdengar marah dan emosional.

Dikatakan, pemimpin tentara bayaran itu diminta untuk memohon maaf dan patuh demi mengamankan amunisi bagi para pejuangnya.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-363: Biden Bertemu Zelensky di Kyiv, Umumkan Paket Bantuan Uang

Terkadang Prigozhin berbicara dengan nada tinggi dan mengumpat.

BERITA TERKAIT

"Saya tidak dapat menyelesaikan masalah ini terlepas dari semua koneksi dan kontak saya," ucapnya.

Prigozhin mengatakan produksi militer Rusia sekarang cukup untuk memasok pasukan yang bertempur di garis depan dan kesulitan pasokan yang dialami para pejuangnya adalah hasil dari keputusan sadar.

“Mereka yang mengganggu kami mencoba untuk memenangkan perang ini, secara langsung bekerja untuk musuh,” katanya.

Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa Grup Wagner telah menderita lebih dari 30.000 korban sejak invasi Rusia ke Ukraina dengan sekitar 9.000 tewas dalam aksi.

Sekitar 90 persen dari mereka yang tewas di Ukraina sejak Desember adalah narapidana, katanya, mengacu pada perekrutan tahanan Prigozhin.

Baca juga: Cerita di Balik Kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Ukraina: Jadwal Palsu, Diam-diam Naik Pesawat

Grup Wagner diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin (kanan), seorang oligarki Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin.
Grup Wagner diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin (kanan), seorang oligarki Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin. (AFP)

Pemimpin Chechnya berencana bentuk tentara bayaran sendiri

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan pada Minggu (19/2/2023) bermaksud untuk membentuk kelompok tentara bayaran profesionalnya sendiri setelah tidak lagi bertugas di kantor negara.

Mengutip DW, melalui saluran Telegramnya, Kadyrov, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, memuji kelompok tentara bayaran Wagner.

Kadyrov juga memuji pemimpin kelompok itu, Yevgeny Prigozhin, atas 'hasil yang mengesankan' di tengah perang di Ukraina.

"Kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa Wagner telah menunjukkan keberaniannya dalam hal militer dan menarik garis di bawah diskusi tentang perlu atau tidaknya perusahaan militer swasta semacam itu," kata pemimpin Chechnya berusia 46 tahun itu.

Baca juga: Presiden Joe Biden Janjikan Bantuan Militer 500 Juta Dollar AS untuk Ukraina

Sekutu setia Putin, tapi kritis terhadap pasukan Moskow

Kadyrov dan Prigozhin sama-sama memimpin pasukan di perang Ukraina yang beroperasi di luar komando militer Rusia.

Keduanya juga merupakan sekutu setia Putin.

Meski begitu, mereka beberapa kali berbicara di depan umum menentang operasi pasukan Moskow sejak invasi dimulai hampir setahun yang lalu.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas