AS Berencana Tingkatkan Pasukannya Latih Tentara Taiwan
Amerika Serikat berencana meningkatkan jumlah pasukannya yang melatih tentara Taiwan di pulau tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Amerika Serikat berencana meningkatkan jumlah pasukannya yang melatih tentara Taiwan di pulau tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Belum jelas berapa banyak pasukan tambahan AS yang akan ambil bagian dalam upaya pelatihan yang diperluas tersebut, kata pejabat AS.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan kepada delegasi kongres AS yang berkunjung ke pulau itu, militer kedua negara akan bekerja sama "bahkan lebih erat" dan berencana untuk "meningkatkan pertukaran militer", pada Selasa (22/2/2023).
Baca juga: China Kembali Gertak Taiwan, Gelar Latihan Perang Libatkan 57 Pesawat Tempur dan Empat Kapal
“Peningkatan hubungan militer dan ekonomi telah menjadi titik fokus pembicaraan dengan para pemimpin politik, bisnis, dan militer,” kata seorang staf kongres AS untuk anggota delegasi Demokrat, yang dikutip dari CNN.
“Kampanye disinformasi & pengaruh Partai Komunis Tiongkok terhadap Taiwan juga harus ditangani melalui kerja sama yang lebih dalam dengan Amerika Serikat,” sambungnya.
Namun, peningkatan latihan militer bahkan dengan jumlah pasukan yang tidak terlalu besar dapat menambah ketegangan dengan China, yang dalam beberapa bulan terakhir menyaksikan AS memperkuat posisinya di sekitar Taiwan, serta memperkuat pasukan di Okinawa dan Guam.
Sebagai tanggapan, China menuduh AS merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada pekan ini mengatakan China dapat memberi Rusia dukungan mematikan untuk perangnya di Ukraina. Kementerian luar negeri China membalas, AS dan NATO telah mencoreng nama China.
Taiwan bisa dikatakan menjadi salah satu faktor yang membuat hubungan Washington dan Beijing memanas.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNN pada tahun 2021, presiden Taiwan mengakui ada personel militer AS di pulau tersebut pada saat itu, namun mengatakan "tidak sebanyak yang diperkirakan orang" dan menambahkan Taipei memiliki "kerjasama yang luas dengan AS bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kita.”
Baca juga: Bersahabat Lama, Begini Cara China Tolong Ekonomi Rusia dari Risiko Kejatuhan Akibat Sanksi Barat
Menurut data Departemen Pertahanan AS, Washington memiliki antara 20 dan 40 tentara yang berbasis di Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar adalah anggota Marinir, yang bertugas dengan kedutaan dan keamanan diplomatik di kedutaan de facto AS, Institut Amerika di Taiwan. Sebagai informasi, AS tidak memiliki kedutaan resmi di Taiwan karena tidak mengakui pulau itu sebagai negara merdeka.
Musim panas lalu, pasukan Taiwan ikut serta dalam latihan Serangan Utara atau Northern Strike yang dipimpin oleh Garda Nasional Michigan.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-365: Pejabat Tinggi China Wang Yi Bertemu Vladimir Putin
Latihan tahunan yang diadakan selama dua pekan itu dilakukan di Camp Grayling pada Agustus, hanya beberapa hari setelah Ketua DPR AS pada saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, sehingga memicu reaksi kemarahan dari China.
Berapa banyak pasukan Taiwan yang ikut serta dalam latihan tersebut tidak jelas, tetapi Taiwan dapat berpartisipasi sekali lagi dalam latihan itu pada musim panas mendatang.
Latihan militer, yang juga dilakukan pada musim dingin dengan jumlah peserta yang lebih kecil, memiliki sekitar 7.000 peserta setiap tahunnya.
Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder menolak mengomentari rencana untuk memperluas pelatihan pasukan Taiwan.
“Kami tidak memiliki komentar tentang operasi, keterlibatan, atau pelatihan tertentu, tetapi saya akan menyoroti bahwa dukungan kami untuk, dan hubungan pertahanan dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini yang ditimbulkan oleh Republik Rakyat Tiongkok,” kata Ryder dalam sebuah pernyataan.