Wagner Rusia Minta Pasukan Ukraina Mundur dari Kota Bakhmut sebelum Jalur Keluar Ditutup
Wagner Rusia minta pasukan Ukraina mundur dari Kota Bakhmut dan evakuasi warga sebelum jalur keluar ditutup. Wagner klaim telah mengepung Bakhmut.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin grup tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin meminta pasukan Ukraina mundur dari Kota Bakhmut, Ukraina, pada Jumat (3/3/2023).
Wagner menghujani artileri pada rute akses terakhir ke Kota Bakhmut, Ukraina.
Langkah ini membawa Rusia lebih dekat ke kemenangan pertamanya dalam setengah tahun setelah pertempuran perang yang paling berdarah.
Yevgeny Prigozhin mengatakan hampir sepenuhnya Kota Bakhmut dikelilingi oleh pasukan Rusia.
Sebuah jembatan di kota Khromove, yang terdekat dari Kota Bakhmut, rusak oleh penembakan tank Rusia.
Wagner hanya menyisakan satu jalan yang masih terbuka untuk tentara Ukraina agar meninggalkan Kota Bakhmut.
Baca juga: Grup Wagner Klaim Telah Kalahkan Unit Militer Ukraina Bernama Boris Johnson
“Unit-unit perusahaan militer swasta Wagner secara praktis mengepung Bakhmut,” kata bos Wagner, Yevgeny Prigozhin, dalam video yang diposting di Telegram, dikutip dari AA.
“Hanya satu rute (keluar) yang tersisa,” katanya.
"Wagner sedang menutup akses," lanjutnya.
Wagner Rusia Minta Pasukan Ukraina Mundur dari Kota Bakhmut
Yevgeny Prigozhin meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memerintahkan pasukannya mundur dari Bakhmut demi menyelamatkan nyawa mereka.
Dalam video yang diunggah di Telegram Wagner, terlihat tiga warga sipil Ukraina yang ditangkap karena berperang, yaitu satu pria tua dan dua anak laki-laki yang meminta untuk diizinkan pulang.
Ia juga meminta Zelensky untuk mengizinkan anak-anak dan orang tua meninggalkan kota.
"Saya memohon kepada Presiden Ukraina. Jika sebelumnya tentara profesional Ukraina bertempur dengan kami, hari ini kami melihat semakin banyak orang tua dan anak-anak," kata Yevgeny Prigozhin.
"Mereka bertempur, yang mempersingkat hidup mereka di Bakhmut, rata-rata hanya bertahan 1-2 hari. Beri mereka kesempatan untuk meninggalkan kota," tambahnya.
Sehari sebelumnya, Yevgeny Prigozhin merilis video lain yang menunjukkan para pejuangnya di dalam Bakhmut.
Baca juga: Presiden Rusia Sebut Ada Aksi Terorisme di Desa Dekat Perbatasan, Ukraina Bantah Terlibat
Pasukan Ukraina Tetap Bertahan di Kota Bakhmut
Di sisi lain, pasukan Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak.
Mereka mengirim lebih banyak pasukan menuju ke garis depan sebagai tanda Ukraina belum siap untuk menyerahkan kota Bakhmut.
Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat (3/3/2023) untuk pengarahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan garis depan.
Di sebelah barat Bakhmut, pasukan Ukraina sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.
Komandan unit drone Ukraina yang aktif di Bakhmut, Robert Brovdi mengatakan unitnya telah diperintahkan oleh militer Rusia untuk segera mundur.
Dia mengatakan dia telah berjuang di sana selama 110 hari.
Kedua belah pihak mengatakan mereka telah menimbulkan kerugian besar di Bakhmut.
Pihak Ukraina mengatakan pasukannya masih bertahan di sana dan mengakui situasinya telah memburuk minggu ini.
Volodymyr Nazarenko, wakil komandan penjaga nasional Ukraina, mengatakan kepada Radio NV Ukraina, situasinya kritis dan pertempuran berlangsung sepanjang waktu.
“Mereka tidak memperhitungkan kerugian mereka dalam mencoba merebut kota dengan penyerangan,” katanya, dikutio dari The Guardian.
“Tugas pasukan kita di Bakhmut adalah menimbulkan kerugian sebanyak mungkin pada musuh. Setiap meter tanah Ukraina menelan ratusan nyawa bagi musuh.”
“Kami membutuhkan amunisi sebanyak mungkin,” kata Nazarenko.
“Ada lebih banyak orang Rusia di sini daripada amunisi yang kita miliki untuk menghancurkan mereka," katanya menjelaskan kondisi Ukraina yang kekurangan amunisi.
Baca juga: Ultimatum Negara Barat: UEA Harus Menghentikan Perdagangan dengan Rusia
Pentingnya Kota Bakhmut bagi Pasukan Rusia
Bakhmut adalah pusat transportasi besar di mana pasukan Ukraina di Donbas disuplai dengan senjata, perlengkapan militer, dan amunisi.
Kemenangan di Bakhmut akan memberi Rusia hadiah besar pertama dari serangan musim dingin setelah memobilisasi ratusan ribu pasukan cadangan tahun 2022 lalu.
Kota Bakhmut akan menjadi batu loncatan untuk merebut wilayah sekitar Donbas, tujuan perang Rusia yang penting, dikutip dari Al Jazeera.
Ukraina mengatakan Kota Bakhmut memiliki sedikit nilai strategis intrinsik.
Namun untuk merebut seluruh Kota Bakhmut, Ukraina membutuhkan kekuatan besar untuk menentukan jalannya perang.
Pasukan Ukraina sekarang telah bertahan selama tiga bulan terakhir di Kota Bakhmut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.