Yuan Depak Dolar AS sebagai Mata Uang Paling Banyak Diperdagangkan di Pasar Rusia
Yuan China telah melampaui dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di pasar saham Rusia
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Yuan China telah melampaui dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di pasar saham Rusia untuk kali pertama.
Hal ini dilaporkan harian bisnis Kommersant pada hari Senin waktu setempat.
Menurut perkiraan media tersebut, berdasarkan data dari Moscow Exchange (MOEX), yuan adalah mata uang yang paling banyak diperdagangkan pada Februari lalu, menggusur dolar AS dari posisi teratas.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (7/3/2023), statistik menunjukkan bahwa selama sebulan, volume perdagangan mata uang China melebihi 1,48 triliun rubel atau setara 19,6 miliar dolar AS, angka ini sepertiga lebih tinggi dari Januari 2023.
Volume transaksi menggunakan dolar juga meningkat pada Februari, namun hanya sebesar 8 persen menjadi 1,42 triliun rubel atau setara 18,8 miliar dolar AS.
Akibatnya, Yuan menyumbang hampir 40 persen dari total volume perdagangan mata uang utama, pangsa dolar lebih dari 38 persen, sementara euro mencapai 21,2 persen.
Sebagai perbandingan, volume perdagangan greenback setahun lalu menyumbang 87,6 persen, euro 11,9 persen, sedangkan yuan hanya 0,32 persen.
"Perubahan seperti itu semakin mencerminkan penarikan Rusia dari transaksi dalam mata uang yang 'tidak ramah' dengan latar belakang sanksi Uni Eropa (UE) dan AS yang meluas," tulis Kommersant.
Sementara itu, data bea cukai China menunjukkan perputaran perdagangan antara China dan Rusia selama setahun terakhir meningkat sebesar 29,3 persen, melebihi 190 miliar dolar AS.
Menurut Kepala Analis di Sovcombank, Mikhail Vasilyev, sekitar setengah dari omzet perdagangan Rusia dengan China adalah dalam rubel dan yuan.
"Beberapa perusahaan besar Rusia telah sepenuhnya beralih ke perdagangan yuan dengan China, beberapa masih mempertahankan paritas mata uang China dengan dolar. Kami berharap pangsa mata uang nasional yang digunakan dalam perdagangan dengan China akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang," kata Vasilyev.
Sejak awal 2023, pertumbuhan volume perdagangan pertukaran dalam yuan difasilitasi oleh mekanisme aturan fiskal, di mana Bank Sentral Rusia mulai menjual mata uang China di pasar terbuka pada Januari lalu.
Baca juga: Rusia Berencana Gunakan Rubel Digital untuk Pembayaran Perdagangan dengan China
"Risiko berkelanjutan dari sanksi Barat di Bursa Rusia dan Pusat Kliring Nasional, serta kebijakan de-dolarisasi yang dilakukan oleh Bank Rusia, juga berkontribusi pada penurunan permintaan mata uang negara-negara yang tidak bersahabat," tegas Vasilyev.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dolar masih mendominasi perdagangan MOEX dengan penyelesaian 'hari ini', dengan indikator 0,74 triliun rubel atau setara 9,8 miliar dolar AS.
Diikuti oleh euro, dengan indikator perdagangan 0,5 triliun rubel atau setara 6,6 miliar dolar AS dan yuan dengan indikator 0,22 triliun rubel atau hampir mencapai 3 miliar dolar AS.
Analis menjelaskan bahwa modus perdagangan dengan pengiriman untuk 'hari ini' digunakan terutama pada penjualan atau pembelian mata uang sebagai bagian dari transaksi ekspor-impor.
Sedangkan modus perdagangan dengan pengiriman untuk 'besok' lebih sering digunakan, termasuk untuk pertukaran.
Kepala Analis di PSB Egor Zhilnikov meyakini bahwa seiring waktu yuan akan secara bertahap menjadi mata uang yang lebih likuid dengan latar belakang de-dolarisasi ekonomi Rusia yang berkelanjutan dan pergeseran permintaan rumah tangga ke mata uang Asia.
Ua memprediksi volume perdagangan di pasar saham Rusia akan meningkat, baik di pemukiman untuk 'besok' dan 'hari ini'.