Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Dzakir Anak Semarang Minta Anaknya Jadi Hacker yang Baik

Ali Bakri, ayah Dzakir anak Semarang yang menemukan 'bug' di sistem Google, berharap anaknya jadi peretas (hacker) yang baik.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ayah Dzakir Anak Semarang Minta Anaknya Jadi Hacker yang Baik
TRIBUN JATENG/KOLEKSI PRIBADI ABDULLAH MUDZAKIR
Abdullah Mudzakir alias Dzakir anak Semarang penemu bug di sistem Google. Siswa kelas XII SMKN 8 Semarang, Jateng itu menerima hadiah US$ 5.000 untuk temuannya. Ia kini sudah bekerja di sebuah perusahaan perangkat lunak di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ali Bakri (65), ayah Abdullah Mudzakir alias Dzakir berharap anaknya di masa depan jadi peretas (hacker) puth atau ‘hacker’ baik.

“Saya senang kalau dia punya prestasi ini,” kata Ali Bakri menanggapi prestasi Dzakir yang diganjar hadiah US$ 5.000 dari Google.

Abdullah Mudzakir atau Dzakir berhasil menemukan ‘bug’, istilah untuk menyebut celah kerentanan keamanan di sistem Google.

Dzakir saat ini siswa kelas XII jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) SMKN 8 Kota Semarang, Jawa Tengah. Ia sedang magang di sebuah perusahaan perangkat lunak di Jakarta.

Bercerita tentang perjalanan anaknya, Ali Bakri mengaku dia berulang kali meminta Dzakir untuk menjadi white hacker (peretas putih) atau hacker baik.

Baca juga: Dzakir Anak Semarang Penemu Bug Google Asah Kemampuan Hacking di Angkringan

Ilustrasi hackers (peretas) internet.
Ilustrasi hackers (peretas) internet. (Foto McAfee Blog)

Dia tidak ingin anaknya tersebut tergoda ataupun terjerumus menjadi peretas jahat yang berujung pada pencurian data, pembajakan ataupun yang mengarah ke tindak pidana.

“Saya sering bilang jangan macam-macam jadi hacker hitam, yang putih saja, syukur-syukur bisa menyelamatkan Indonesia dari gangguan-gangguan mana pun,” kata guru ngaji di Ungaran, Semarang itu kepada jurnalis Tribun Jateng Tribun Network, Kamis (9/3/2023).

Berita Rekomendasi

Ali juga mengakui, sebelumnya dirinya sempat kaget sewaktu awal-awal mengetahui Dzakir terjun di dunia digital, terlebih lagi soal peretasan.

Tapi ia tak heran, sebab Dzakir sering menghabiskan waktunya di depan laptop di rumah hingga pukul 02.00 hingga 03.00 WIB sepulang sekolah.

“Dulu saya nggak mendorong, kok jadi hacker, setelah tahu arahnya baik ya saya dorong,” lanjut Ali Bakri. “Karena dia tujuannya baik, ya saya sekarang dukung,” imbuhnya.

Dia berharap, nantinya akan banyak perusahaan yang bisa memakai jasa Dzakir.

Dzakir berharap nantinya dari keahliannya itu dia bisa diterima di perguruan tinggi yang dia impi-impikan.

“Mudah-mudahan bisa diterima di ITB, UGM dan lain-lainnya, itu mimpi saya,” ujar Ali Bakri.

Dari cerita Dzakir, menjadi hacker baik atau “white hat hacker” secara finansial memang kurang menguntungkan dibandingkan black hat hacker.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas