Ayah Dzakir Anak Semarang Minta Anaknya Jadi Hacker yang Baik
Ali Bakri, ayah Dzakir anak Semarang yang menemukan 'bug' di sistem Google, berharap anaknya jadi peretas (hacker) yang baik.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Ia bercerita pengalamannya menginformasikan kelemahan sistem keamanan jaringan komputer sejumlah perusahaan di Indonesia hanya mendapatkan apresiasi Rp 1-2 juta.
Sementara bila menginformasikan adanya kelemahan sistem keamanan keamanan jaringan komputer perusahaan di luar negeri, ia bisa mendapat imbalan US$ 1.000-5.000.
"Kalau membobol kartu kredit lebih menguntungkan, tapi dengan latar belakang keluarga yang religius, mengajarkan tentang agama, saya ngerti bahaya dan dosa, jadi memilih jadi hacker baik," terang Dzakir.
Kemudian ia merambah ke perusahaan Indonesia dan perusahaan di mancanegara, dan ia pun tertantang mencari celah keamanan Google.
Bercerita tentang pengalamannya melaporkan celah keamanan di Google, ia sudah lakukan sejak akhir 2020, tapi baru diterima 2021.
"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.
Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya dan akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.
Laporan terakhir sempat ditolak karena Google belum memahami temuannya di sistem mereka.
Belakangan, temuan Dzakir justru bug yang jarang ditemukan bug hunter lain.
"Debat hingga setengah bulan untuk menjelaskan bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah US$ 5.000," tambah Dzakir.(Tribunnews.com/TribunJateng.com/Amanda Risqiyana)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI;
Baca Selanjutnya: Cerita ayah dzakir saat tahu anaknya dapat ribu dollar dari google saya minta jadi hacker putih