Donald Trump: Saya akan Biarkan Putin Mencaplok Bagian dari Ukraina untuk Akhiri Perang
Donald Trump mengatakan Rusia 'tidak akan pernah' menginvasi jika dia masih berkuasa, tetapi juga mengklaim dia mungkin akan membuat kesepakatan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengindikasikan bahwa dia mungkin akan "membuat kesepakatan" yang memungkinkan Rusia mengambil alih sebagian Ukraina untuk mengakhiri perang jika dirinya menjadi presiden pada saat invasi.
Dilansir Telegraph, Donald Trump mengatakan langkah itu hanyalah skenario paling buruk.
Namun Trump berkata hal itu tidak akan terjadi karena Vladimir Putin tidak akan berani menginvasi Ukraina jika dirinya masih berada di Gedung Putih.
Donald Trump mengatakan di acara radio Sean Hannity:
"Jangan lupa, di bawah Bush mereka mengambil alih Georgia, di bawah Obama mereka mengambil alih Krimea."
"Dan, di bawah Biden, mereka mengambil alih segalanya."
Baca juga: Donald Trump Mengaku Tahu Cara Hentikan Perang Rusia-Ukraina dalam 24 Jam, tapi Enggan Mengatakannya
"Sepertinya mereka akan mengambil alih semuanya, semuanya, mereka akan mengambil seluruh enchilada, mereka akan mengambil semuanya, seperti itulah yang terlihat bagi saya."
"Dan, di bawah kepemimpinan saya, Anda tahu apa yang mereka ambil? Mereka tidak mengambil apa pun."
"Pertama kalinya, presiden pertama dalam waktu yang lama. Dia [Putin] mengerti. Dia tidak akan pernah melakukannya."
Trump kemudian menambahkan, "Saya bisa saja bernegosiasi."
"Paling buruk, saya bisa membuat kesepakatan untuk mengambil alih sesuatu."
"Anda tahu, ada area tertentu yang merupakan area berbahasa Rusia, benar, tetapi Anda bisa membuat kesepakatan."
"Dan sekarang Ukraina baru saja hancur berkeping-keping.”
"Begitu banyak orang yang meninggal daripada yang tercatat dan itu adalah sesuatu yang seharusnya tidak akan pernah terjadi."
Baca juga: Donald Trump Klaim Jika Ia Jadi Presiden AS Saat Ini, Tak akan Ada Orang Mati di Ukraina
'Damai melalui kekuatan'
Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa invasi Ukraina tidak akan terjadi seandainya dia terpilih kembali menjadi presiden AS pada pemilu tahun 2020 lalu.
Dia mengatakan bahwa perang akan dicegah dengan kebijakannya tentang "perdamaian melalui kekuatan".
Trump juga mengatakan bahwa dia dapat mengakhiri perang "dalam waktu tidak lebih dari satu hari" seandainya dia berada di Gedung Putih.
Komentar terbaru Trump muncul ketika Kevin McCarthy, Ketua DPR dari Partai Republik, menolak undangan untuk mengunjungi Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv.
Zelensky mengatakan perjalanan itu mungkin mengubah "asumsi" McCarthy tentang bantuan militer AS ke Ukraina.
Namun, McCarthy berkata:
“Saya akan terus mendapatkan update dan lainnya, tetapi saya tidak harus pergi ke Ukraina atau Kyiv untuk melihatnya."
“Dan maksud saya selalu seperti itu, saya tidak akan memberikan cek kosong untuk apa pun."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)