Siap Perang, Kim Jong Beri Titah Militernya untuk Intensifkan Latihan
Latihan perang ini sengaja dilakukan untuk membuktikan kemampuan Korut dalam menghadapi ancaman perang dari Amerika dan Korea Selatan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG – Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dilaporkan tengah memerintahkan pasukan militernya untuk mengintensifkan latihan guna menghadapi potensi perang dengan para sekutunya.
Informasi tersebut bocor setelah sejumlah foto menunjukkan Kim yang yang sedang mengawasi langsung latihan tembak tim unit artileri, dengan ditemani putri kesayangannya Kim Ju Ae dan para pejabat berseragam lainnya pada Kamis (9/3/2023).
“Kim saat ini tengah mempersiapkan subunit penyerang secara ketat untuk kesempurnaan terbesar dalam menjalankan dua misi strategis, yaitu pertama untuk mencegah perang dan kedua untuk mengambil inisiatif dalam perang,” kata kantor berita Korea Utara KCNA.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jarak Pendek Jelang Latihan Gabungan AS-Korsel
Diperkirakan dalam latihan tersebut militer Korut menembakan enam rudal dari unit artileri Hwasong ke arah lepas pantai baratnya.
Mengutip dari Reuters, latihan perang ini sengaja dilakukan untuk membuktikan kemampuan Korut dalam menghadapi ancaman perang dari Amerika dan Korea Selatan yang belakangan ini tengah bersiap menggelar latihan militer skala besar yang dikenal sebagai latihan Freedom Shield.
Sebelum deklarasi simulasi perang dilontarkan Kim Jong Un, Adik perempuan Jong Un yanki Kim Yo Jong, telah memperingatkan Seoul dan Washington untuk tidak meningkatkan intensitas armada militernya karena berpotensi mengancam kedaulatan Pyongyang.
Akan tetapi peringatan tersebut tak kunjung dihiraukan oleh presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, alasan itu yang mendorong Kim untuk aktif mengintensifkan latihan perang menggunakan senjata rudal nuklir.
"Latihan terbaru Korea Utara, seperti banyak latihan sebelumnya, memiliki tujuan untuk memblokir pesawat tempur dari Korea Selatan kata An Chan-il, seorang pembelot yang menjadi peneliti yang mengelola Institut Dunia untuk Studi Korea Utara.
Kendati peluncuran terbaru yang dilakukan Pyongyang tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat dan Korsel, namun menurut Komando Indo-Pasifik AS senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Pyongyang memiliki efek destabilisasi yang dapat mengganggu kawasan tersebut.