Warga Ceko Aksi Protes Anti Pemerintah, Kecam Kenaikan Harga hingga Bantuan Militer untuk Ukraina
Para pengunjuk rasa tidak hanya mengecam penurunan standar hidup dan kenaikan harga, namun juga dukungan militer pemerintah terhadap Ukraina.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PRAHA - Ribuan warga Republik Ceko turun ke jalanan Kota Praha untuk melakukan aksi protes anti-pemerintah pada Sabtu (11/3/2023) lalu.
Para pengunjuk rasa tidak hanya mengecam penurunan standar hidup dan kenaikan harga, namun juga dukungan militer pemerintah mereka yang terus berlanjut ke Ukraina.
Baca juga: Hari Kedua di Brussels, Presiden Akan Bertemu PM Republik Ceko dan Raja Belgia
Diadakan oleh partai sayap kanan Hukum, Penghormatan, Keahlian (PRO), aksi protes tersebut diikuti pula oleh aksi pengibaran bendera Ceko oleh para demonstran.
Mereka juga menunjukkan plakat yang menuntut pengunduran diri pemerintahan Perdana Menteri Petr Fiala.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (14/3/2023), kabinet Ceko saat ini telah dikritik karena dianggap gagal mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh kenaikan inflasi.
"Kami akan melakukan segala daya kami untuk memastikan bahwa bencana nasional pemerintah Petr Fiala ini berakhir secepat mungkin," kata Pemimpin PRO Jindrich Rajchl bersumpah di hadapan banyak orang.
Politisi tersebut menambahkan bahwa negaranya layak mendapatkan pemerintahan baru yang tentu saja akan 'mendahulukan kepentingan warga Republik Ceko'.
Pembicara lain yang bergabung dalam aksi protes itu termasuk di antaranya seorang pensiunan senator, serta seorang pengacara dan sutradara film.
Baca juga: Republik Ceko Dukung Larangan Visa Uni Eropa untuk Rusia
Rajchl memperingatkan bahwa akan ada aksi protes lanjutan bulan depan, dengan para peserta aksi memblokir gedung-gedung pemerintah, jika pemerintah tidak mundur pada 10 April mendatang.
Setelah aksi protes yang digelar pada Sabtu lalu berakhir, sekelompok demonstran berbaris menuju Museum Nasional, di mana mereka meneriakkan agar bendera Ukraina disingkirkan dari fasadnya.
Menurut seorang Juru bicara kepolisian setempat, puluhan orang mencoba memaksa masuk ke dalam gedung, ini mengakibatkan baku hantam dengan petugas.
Media lokal melaporkan bahwa 18 penangkapan telah dilakukan, sementara dua polisi terluka.
Menteri Dalam Negeri Ceko Vit Rakusan pun mengutuk perilaku para demonstran.