Amerika Serikat Kutuk Keras Manuver Jet Rusia yang Sebabkan Drone Jatuh di Laut Hitam: Sembrono!
Amerika Serikat mengutuk keras kejadian jatuhnya drone Washington akibat tembakan yang dilakukan oleh jet tempur Rusia. Pihak Rusia membantah tuduhan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengutuk keras atas kejadian jatuhnya drone miliknya di Laut Hitam.
Drone tersebut dikatakan telah ditembak jatuh oleh pesawat jet milik Rusia.
Washington mengatakan, manuver jet Rusia yang menyebabkan drone milik AS jatuh di Laut Hitam, adalah kejadian yang "tidak aman" dan "sembrono".
Komando Eropa militer AS mengatakan, jet tempur berjenis Su-27 Rusia telah menembak baling-baling drone MQ-9 Reaper dan jatuh di perairan internasional di Laut Hitam, Selasa (14/3/2023).
Seperti diketahui, Laut Hitam berbatasan dengan Rusia dan Ukraina.
Militer AS mengatakan, sebelum tabrakan pada pukul 07.03 waktu setempat, dua jet Su-27 "membuang bahan bakar dan terbang di depan drone MQ-9".
Baca juga: Dua Pesawat Boeing B737-900 Berlogo Lion Air Berada di Rusia, Begini Penjelasan Manajemen
Kejadian ini digambarkan militer AS sebagai "tindakan sembrono, tidak ramah lingkungan, tidak profesional, dan tidak ada tata krama".
"Tindakan agresif oleh awak pesawat Rusia berbahaya dan dapat menyebabkan salah perhitungan dan eskalasi yang tidak diinginkan," kata pernyataan militer AS, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah adanya kejadian jet tempur miliknya melakukan kontak dengan drone milik AS.
Kementerian mengatakan bahwa pesawat tak berawak, atau kendaraan udara tak berawak (UAV), melakukan penerbangan tak terkendali dan jatuh ke air selama "manuver tajam".
Dikatakan pesawat tak berawak AS terbang di atas Laut Hitam dekat Krimea dan menerobos di daerah yang dinyatakan terlarang oleh Rusia.
Baca juga: Kremlin Beberkan Alasan Mengapa Rusia Kebal dari Krisis Perbankan AS
"Pejuang Rusia tidak menggunakan senjata onboard mereka, tidak melakukan kontak dengan UAV dan kembali dengan selamat ke lapangan terbang asal mereka," tulis kementerian tersebut.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan tentang insiden ini.
"Tidak jarang ada pencegatan oleh pesawat Rusia terhadap pesawat AS di atas Laut Hitam," kata Kirby.
"Tetapi kasus ini patut diperhatikan karena betapa tidak aman dan tidak profesionalnya, memang (betapa) sembrononya," lanjut Kirby.
Sementara, Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov mengatakan, kejadian drone AS di Laut Hitam adalah bentuk dari provokasi Washington.
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Dukung Petisi untuk Mengganti Nama Negara Rusia Menjadi Muscovy
"Mereka memprovokasi kami untuk mengambil tindakan tertentu, yang memungkinkan mereka menuduh Rusia dan militer Rusia tidak profesional," kata Antonov, dikutip dari TASS.
"Pesawat itu terbang dengan transponder mati, dan memasuki zona operasi militer khusus."
"Itu (informasi tentang zona) dipublikasikan melalui saluran internasional. Kami, Rusia, telah memperingatkan semua orang tentang hal itu. Saya pikir ini adalah provokasi nyata," lanjut Antonov.
"Mereka memprovokasi kami untuk mengambil tindakan tertentu, yang memungkinkan mereka menuduh Rusia dan militer Rusia tidak profesional," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)