Analis Ungkap Nilai Normalisasi Hubungan Diplomatik Iran-Arab bagi AS: Ini Bagus, Bukan Kemunduran
Pakta antara Riyadh dan Teheran diumumkan pekan lalu di Beijing, hanya memperkuat realitas perang Tiongkok sebagai mitra perdagangan yang signifikan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
![Analis Ungkap Nilai Normalisasi Hubungan Diplomatik Iran-Arab bagi AS: Ini Bagus, Bukan Kemunduran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wang-yi-dipl-ggg.jpg)
Saudi Press Agency mengonfirmasi perjanjian tersebut bersamaan dengan pernyataan bersama dari Arab Saudi dan Iran.
Dikatakan kedua negara telah sepakat untuk menghormati kedaulatan negara dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.
Pernyataan itu juga mengatakan Riyadh dan Teheran telah sepakat untuk mengaktifkan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada 2001, lapor Guardian.
Iran dan Arab Saudi telah mengadakan putaran pembicaraan sebelumnya di Irak dan Oman.
Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Luncurkan Maskapai Riyadh Air dengan 100 Tujuan Penerbangan
Pernyataan bersama tersebut memuji Presiden China Xi Jinping atas “inisiatif mulia” untuk menyatukan Arab Saudi dan Iran.
Xi mengunjungi Arab Saudi pada Desember tahun lalu, dan pada Februari bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di China.
Analis mengatakan peran China dalam mengamankan perjanjian itu seharusnya tidak membuat khawatir para pembuat kebijakan di Washington, yang telah menjadikan persaingan dengan Beijing sebagai prioritas kebijakan utama .
Dina Esfandiary, penasihat senior Timur Tengah dan Afrika Utara di wadah pemikir International Crisis Group, mengatakan detente akan “meningkatkan stabilitas regional secara potensial”, yang juga merupakan tujuan kebijakan Washington.
Ia menambahkan AS tetap menjadi mitra keamanan pilihan bagi negara-negara Teluk Arab.
“Karena pengaruh ekonomi yang dimiliki China di kawasan ini, kepentingannya pasti semakin meningkat,” kata Esfandiary kepada Al Jazeera.
Baca juga: China Sukses Damaikan Arab Saudi dengan Iran, Ini 7 Penyebab Arab Saudi & Iran Bermusuhan Selama Ini
![Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor berita Nournews menunjukkan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani (kanan) berjabat tangan dengan Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis Tiongkok (PKT) Wang Yi (Tengah) selama pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi dan Menteri Negara Musaad bin Mohammed al-Aiban (kiri) di Beijing pada 10 Maret 2023. Iran dan Arab Saudi sepakat untuk memulihkan hubungan dan membuka kembali misi diplomatik masing-masing setelah pembicaraan di China, negara bagian media di kedua negara melaporkan pada 10 Maret 2023, tujuh tahun setelah hubungan putus. Riyadh memutuskan hubungan dengan Teheran setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Saudi di republik Islam itu pada 2016 menyusul eksekusi Saudi terhadap ulama Syiah Nimr al-Nimr.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/iran-dan-arab-saudi.jpg)
Ia menambahkan, kekhawatiran jangka panjang bagi AS adalah meningkatnya pengaruh China pada akhirnya dapat mengurangi pengaruh Washington atas sekutu-sekutu Teluknya.
Pemulihan hubungan dapat membantu Teheran memecahkan isolasi ekonominya, dengan para pejabat Saudi sudah berbicara tentang memulai investasi di Iran setelah kesepakatan itu dilaksanakan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.