Inflasi Makanan Belanda yang Tak Terkendali Kini Melonjak Lagi
Barang dan jasa konsumen di Belanda 8,9 persen lebih mahal pada Februari dibandingkan tahun sebelumnya dan naik dari 8,4 persen pada Januari lalu
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Badan Statistik Belanda (CBS) pada Selasa lalu mencatat inflasi makanan di Belanda telah meningkat, dengan harga melonjak 18,4 persen secara tahunan pada Februari dari data bulan Januari sebesar 17,6 persen.
Pakaian juga jauh lebih mahal, harganya melonjak 11,8 persen pada bulan lalu dari 9,4 persen pada Januari 2023.
Kedua item tersebut secara khusus berkontribusi terhadap inflasi bulan lalu, yakni sebesar 8 persen.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (17/3/2023), Ekonom di bank Belanda terbesar ketiga ABN Amro, Aggie van Huisseling mengatakan bahwa harga energi yang luar biasa tinggi terus memicu inflasi di negara tersebut.
Baca juga: Dituduh Selundupkan Mata-mata, Belanda Perintahkan Diplomat Rusia Keluar dari Negaranya
Kenaikan harga pangan terutama berasal dari melambungnya harga sayuran segar.
"Karena produk seperti tomat saat ini sebagian besar berasal dari rumah kaca yang dipanaskan menggunakan gas," jelas Van Huisseling.
Pada saat yang sama, harga bahan bakar sedikit menurun, angkanya turun 9,4 persen pada Februari lalu dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Menurut Indeks Harga Konsumen Harmonisasi Eropa (HICP), barang dan jasa konsumen di Belanda 8,9 persen lebih mahal pada Februari dibandingkan tahun sebelumnya dan naik dari 8,4 persen pada Januari lalu.
Van Huisseling memperkirakan inflasi akan turun tahun ini menjadi 4 persen, namun ia memperingatkan bahwa kenaikan harga energi akan diteruskan ke biaya produk lain.