Standar Hidup Inggris Turun ke Rekor Terendah Akibat Faktor Ekonomi yang Terhenti
Inggris menghadapi penurunan standar hidup terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950-an dan pajak tertinggi sejak Perang Dunia II.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Warga Inggris kini menghadapi penurunan standar hidup terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950-an, dan pajak tertinggi sejak Perang Dunia II.
Kantor Tanggung Jawab Anggaran (OBR) Inggris melaporkan pada Rabu lalu bahwa hal ini disebabkan faktor ekonomi yang terhenti pada tahun ini.
Menurut laporan tersebut, pendapatan rumah tangga riil, ukuran standar hidup riil, diprediksi turun 5,7 persen selama tahun keuangan 2022 hingga 2023 dan 2023 hingga 2024.
"Meskipun 1,4 poin persentase lebih rendah dari perkiraan pada November (2022), itu masih akan menjadi penurunan dua tahun terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1956 hingga 1957," kata laporan itu.
Dikutip dari laman Russia Today, menurut perkiraan, standar hidup tidak akan kembali ke tingkat pra-pandemi virus corona (Covid-19) hingga 2028 dan beban pajak tetap berada di jalur tertinggi sejak Perang Dunia II.
"Inggris terus melihat beban pajak mencapai tertinggi pasca perang sebesar 37,7 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada perkiraan tahun 2027 hingga 2028, termasuk rasio tertinggi penerimaan pajak perusahaan terhadap PDB sejak pajak diperkenalkan pada 1965," jelas laporan itu.
Perekonomian Inggris diperkirakan akan menyusut sebesar 0,2 persen tahun ini, meskipun ada klaim dari pemerintah bahwa negara tersebut akan mampu menghindari resesi.