Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Pertimbangkan Larang Maskapai China Gunakan Penerbangan Lintas Rusia

AS sedang mempertimbangkan larangan terhadap maskapai penerbangan China yang menerbangkan penumpang ke AS melalui wilayah udara Rusia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in AS Pertimbangkan Larang Maskapai China Gunakan Penerbangan Lintas Rusia
Wojtek Radwanski / AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato di Royal Warsaw Castle Gardens di Warsawa, Polandia pada 21 Februari 2023. AS kini sedang mempertimbangkan aturan maskapai China dilarang gunakan penerbangan lintas Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan larangan terhadap maskapai penerbangan China yang menerbangkan penumpang ke AS melalui wilayah udara Rusia.

Seperti yang disampaikan 3 pejabat dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Jumat lalu.

Perintah yang mewajibkan China untuk mematuhi pembatasan yang sama yang dihadapi oleh maskapai penerbangan AS, telah dilaporkan disampaikan kepada tim keamanan nasional dan lainnya pada Senin lalu.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (19/3/2023), proposal tersebut adalah hasil dari lobi yang dilakukan oleh maskapai penerbangan AS yang kehilangan pangsa pasar hingga 2 miliar dolar AS per tahun karena pesaing asing yang tidak tunduk pada larangan terbang melintasi wilayah Rusia.

Hal ini menurut grup perdagangan industri Airlines for America.

Baca juga: Gelombang PHK Belum Surut, Perusahaan Farmasi Amerika Serikat Amgen Berhentikan 450 Karyawan

Seorang Juru bicara kelompok tersebut mengkonfirmasi bahwa pihaknya ingin pemerintahan Biden 'mengambil tindakan untuk memastikan bahwa maskapai asing yang terbang melintasi Rusia tidak berangkat, mendarat, atau transit melalui bandara AS'.

Berita Rekomendasi

Maskapai penerbangan seperti China Eastern, Emirates, dan Air India, yang negara asalnya tidak terlibat dalam konflik Ukraina, telah menikmati ledakan bisnis, karena mereka dapat menerbangi rute terpendek tanpa perlu melewati wilayah Rusia yang luas.

Di sisi lain, operator Amerika harus menjalankan penerbangan jarak jauh dan membiarkan puluhan kursi kosong, dengan harapan membuat pesawat cukup ringan untuk menghindari pengisian bahan bakar di rute yang semakin berputar yang diperlukan untuk menghindari zona larangan bepergian.

Dilarang dari rute paling langsung ke Asia, operator AS harus mengesampingkan rencana untuk menawarkan layanan langsung ke belasan hotspot seperti Tokyo, Seoul, dan Mumbai.

Airlines for America telah berusaha meyakinkan penumpang yang menolak menghabiskan biaya ekstra beberapa ratus dolar dan waktu berjam-jam di udara bahwa terbang di atas Rusia merupakan hal berbahaya.

Kelompok lobi pun menunjuk pada jatuhnya pesawat MH17 di atas langit Ukraina pada 2014 dan penangkapan bintang bola basket putri AS Brittney Griner di bandara Rusia pada tahun lalu.

Namun, banyak negara 'aman' memberlakukan hukuman yang jauh lebih berat, termasuk eksekusi oleh regu tembak pada orang asing yang tertangkap membawa obat-obatan terlarang.

Baca juga: Regulator Amerika Serikat Disebut Manfaatkan Krisis Perbankan untuk Menyerang Industri Kripto

Sementara itu, tim Belanda yang bertugas menemukan bukti kesalahan Rusia dalam insiden MH17 menghentikan penyelidikannya pada bulan lalu, karena tidak dapat memberikan bukti konklusif.

Tahun lalu, pengadilan di negara yang sama mengklaim rudal BUK buatan Rusia menembak jatuh jet tersebut, dengan mengatakan tidak ada 'kemungkinan untuk keraguan apapun'.

Rusia menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan AS pada Maret 2022 setelah AS memberlakukan larangannya sendiri terhadap pesawat Rusia yang terbang di atas wilayah AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas