Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: ICC Rilis Surat Penangkapan Putin - Pilot Tabrak Drone AS Raih Penghargaan

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya ICC yang keluarkan surat perintah penangkapan kepada Vladimir Putin.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Populer Internasional: ICC Rilis Surat Penangkapan Putin - Pilot Tabrak Drone AS Raih Penghargaan
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya ICC yang keluarkan surat perintah penangkapan kepada Vladimir Putin. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC merilis surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan deportasi anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

Namun, ada sejumlah alasan mengapa Putin tetap sulit ditangkap meski surat sudah dikeluarkan.

Sementara itu, soal pesawat tanpa awak AS yang ditabrak Rusia, pilot Rusia diberi penghargaan setelahnya.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Pengadilan Kriminal Internasional Rilis Surat Penangkapan Presiden Vladimir Putin

Baca juga: Pengadilan Kriminal Internasional Rilis Surat Penangkapan Presiden Vladimir Putin

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) merilis surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia, Jumat (17/3/2023).

BERITA REKOMENDASI

ICC juga mengeluarkan surat penangkapan untuk komisioner hak anak presiden Rusia, Maria Lvova-Belova, atas tuduhan serupa.

Presiden Vladimir Putin dan Maria Lvova-Belova sama-sama memikul tanggung jawab pidana individu.

Keduanya dianggap memfasilitasi pemindahan paksa anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia ke Rusia sejak dimulainya invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

"Ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa setiap tersangka memikul tanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi penduduk yang tidak sah dan pemindahan penduduk yang tidak sah dari wilayah pendudukan Ukraina ke Federasi Rusia, dengan prasangka terhadap anak-anak Ukraina," kata pernyataan ICC dalam rilis di situsnya, Jumat (17/3/2023), dikutip dari The Moscow Times.

Pemerintah Ukraina percaya, ada 16.221 anak Ukraina telah dideportasi ke Rusia pada Februari 2023 lalu.

Pengumuman ICC datang satu hari setelah penyelidikan PBB yang menetapkan soal pemindahan paksa dan deportasi anak-anak Ukraina ke daerah-daerah di bawah kendali Rusia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Alasan Presiden Rusia Vladimir Putin Sulit Ditangkap meski ICC Rilis Surat Perintah

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Russia/KremlinRussia_E)

Ada banyak alasan penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin hampir mustahil dilakukan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang merilis surat penangkapannya.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengomentari surat penangkapan Putin pada Jumat (17/3/2023).

"Kami menganggap perumusan masalah ini keterlaluan dan tidak dapat diterima," kata Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari TASS.

"Rusia, serta beberapa negara lain, tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini dan, oleh karena itu, keputusan semacam ini batal bagi Rusia dalam hal hukum," lanjutnya.

"Sebenarnya, itulah satu-satunya hal yang akan dan dapat saya ceritakan tentang keputusan ini," tambahnya.

Alasan ICC Ingin Tangkap Vladimir Putin

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis sebuah laporan awal pekan ini yang menemukan pemindahan paksa anak-anak Ukraina oleh Rusia ke daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.

PBB menyebut deportasi ini sebagai kejahatan perang, dikutip dari BBC Internasional.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Pilot Jet Rusia Su-27 Dapat Penghargaan setelah Tabrak Drone AS MQ-9 Reaper di Laut Hitam

drone MQ-9 Reaper
drone MQ-9 Reaper (Staff Sgt. Brian Ferguson / U.S. Air Force photo)

Dua pilot jet tempur Su-27 Rusia mendapat penghargaan karena berhasil menabrak drone AS MQ-9 Reaper di Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023) lalu.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, memberikan penghargaan pada kedua pilot itu pada Jumat (17/3/2023).

Sergei Shoigu mengulangi penjelasan kronologi tabrakan jet tempur Rusia dan drone AS di Laut Hitam versi Rusia.

“Akibat manuver yang tajam, drone MQ-9 terbang tak terkendali dengan kehilangan ketinggian dan bertabrakan dengan permukaan air,” siaran pers yang dibagikan di saluran Telegram Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari The New York Post.

“Para pejuang Rusia tidak menggunakan senjata lintas udara, tidak melakukan kontak dengan kendaraan udara tak berawak, dan kembali dengan selamat ke pangkalan udara mereka,” lanjut pernyataan itu.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, drone itu terbang dengan transpondernya dimatikan.

Drone AS MQ-9 juga dianggap melanggar batasan wilayah udara yang diumumkan Rusia sehubungan dengan invasi di Ukraina.

Setelah insiden ini, pihak Rusia berencana mengambil puing drone AS yang jatuh di Laut Hitam.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Data Terbaru CDC China Sebut Rakun Anjing Berpotensi Jadi Inang Covid-19 di Wuhan

Rakun anjing
Rakun anjing (freepik)

Sekelompok peneliti internasional menemukan bukti yang menunjukkan Covid-19 berasal dari hewan terinfeksi yang dijual di pasar di Wuhan, China.

Data itu diunggah di database virologi global GISAID oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, dan sempat dihapus.

Namun sebelum dihapus, ahli biologi evolusi Prancis, Florence Débarre, telah menyalin data genetik itu dari GISAID.

Florence Débarre kemudian membagikan data itu pada sekelompok ilmuwan di luar China, yang sedang menyelidiki asal-usul virus Covid-19.

Data itu berisi urutan genetik dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, yang diambil pada awal 2020 di Wuhan.

Data itu menunjukkan anjing rakun yang dijual di pasar itu mungkin membawa dan menyebarkan virus SARS-CoV-2 atau Covid-19, dikutip dari The Hill.

"Ada peluang bagus bahwa hewan yang menyimpan DNA itu juga menyimpan virus," kata Stephen Goldstein, ahli virologi di Universitas Utah yang terlibat dalam analisis data.

"Jika Anda pergi dan melakukan pengambilan sampel lingkungan setelah peristiwa tumpahan zoonosis, (data) ini pada dasarnya persis seperti yang Anda harapkan," lanjutnya, dikutip dari ABC7.

Analisis data ini dipimpin oleh Kristian Andersen (ahli imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research), Edward Holmes (ahli virologi di University of Sydney), dan Michael Worobey (ahli biologi evolusi di University of Arizona).

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas