Liga Arab Gelar Pertemuan Bahas Aksi Kekerasan Tentara Israel di Masjid Al-Aqsa
Liga Arab mengadakan pertemuan darurat setelah terjadi serangan brutal pasukan Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Rabu (5/4/2023).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
“Kami menyerukan kepada komunitas internasional, dengan penekanan pada negara-negara yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak cepat agar Israel menghentikan eskalasi berbahaya yang dapat menyulut seluruh kawasan ini,” kata Gheit.
Dia juga menuduh "ekstremis" di pemerintahan Israel mencoba memicu ketegangan dengan Palestina.
“Jangan transfer krisis internal di Israel kepada rakyat Palestina,” ungkapnya.
Menteri Urusan Sipil Otoritas Palestina Hussein al-Sheikh mengutuk tindakan polisi Israel di dalam Al-Aqsa, dengan mengatakan bahwa “tingkat kebrutalan membutuhkan tindakan mendesak Palestina, Arab dan internasional.”
Arab Saudi menyatakan "penolakan kategoris" atas tindakan yang bertentangan dengan "prinsip dan norma internasional sehubungan dengan kesucian agama", dan "merusak upaya perdamaian".
Mesir, yang sering menjadi penengah dalam konflik tersebut, mengatakan pihaknya “meminta Israel, kekuatan pendudukan, bertanggung jawab atas eskalasi berbahaya ini yang dapat merusak upaya gencatan senjata di mana Mesir terlibat dengan mitra regional dan internasionalnya.”
Kelompok Hamas mengecam penggerebekan di masjid tersebut sebagai "kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan meminta warga Palestina di Tepi Barat "untuk pergi secara massal ke masjid Al-Aqsa untuk mempertahankannya."
Bentrokan itu menyebabkan sekitar 16 roket ditembakkan ke Israel dari Gaza pada Rabu pagi. Kotamadya Sderot mengatakan salah satu roket menghantam sebuah pabrik di kawasan industri, menyebabkan kerusakan. Namun, tidak ada korban yang dilaporkan terluka.
Sebagai tanggapan, Israel melakukan serangan udara di Jalur Gaza, hingga menghantam beberapa fasilitas Hamas.
Pertempuran itu menimbulkan kekhawatiran akan kebakaran yang lebih luas. Bentrokan serupa terjadi dua tahun lalu yang meletus menjadi perang berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas.