Negara Barat Tak Bisa 'Menguliahi' China Soal Ukraina
Negara Barat tidak memiliki hak untuk memberikan instruksi kepada China mengenai hubungannya dengan Rusia dan sikapnya terhadap konflik Ukraina.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Negara-negara Barat tidak memiliki hak untuk memberikan instruksi kepada China mengenai hubungannya dengan Rusia dan sikapnya terhadap konflik Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Duta Besar China untuk Rusia, Zhang Hanhui.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (7/4/2023), Zhang pun ditanya tentang Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang menekan China di tengah pertempuran di Ukraina.
Selama wawancaranya dengan surat kabar Rusia Izvestia pada Jumat ini, ia mengatakan bahwa Barat mengklaim China mendukung Rusia.
"Bukan pihak China yang menciptakan krisis Ukraina. China bukan pihak di dalamnya dan tidak memberikan senjata kepada salah satu pihak yang berkonflik. Barat tidak dalam posisi untuk memberikan instruksi kepada China, terlebih lagi tidak memiliki wewenang untuk menyampaikan tanggung jawab atasnya," tegas Zhang.
Menurutnya, China tidak memiliki kepentingannya sendiri dalam masalah Ukraina.
Baca juga: Rencana Perang AS-NATO di Ukraina Bocor, Ungkap Pengintaian terhadap Rusia
"China tidak menambah bahan bakar ke dalam api, tidak memanfaatkan momen untuk mendapatkan keuntungan dari krisis," jelas Zhang.
Sebaliknya, pihak berwenang China secara konsisten menyerukan penyelesaian politik sejak pertempuran dimulai di Ukraina, lebih dari setahun yang lalu.
"Kami akan terus berpihak pada perdamaian, dialog dan keadilan sejarah," kata Zhang.
Mengenai masalah hubungan antara China dan Rusia, ia mencatat bahwa Presiden Xi Jinping telah menggambarkan penguatan hubungan dengan Rusia sebagai pilihan strategis untuk China selama kunjungan ke Rusia bulan lalu.
Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Kunjungi China, Bahas Perang Ukraina dan Bisnis
"Berdasarkan kepentingan mendasar dan tren umum perkembangan dunia, itu tidak dapat diubah atau diguncang oleh peristiwa sesaat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan China dan Rusia dapat mengatasi tantangan lingkungan internasional yang berubah, karena para tetangga telah menemukan 'jalan hidup berdampingan yang tepat'," kata Xi saat itu.
Zhang juga berbicara tentang upaya 'beberapa negara' untuk menggunakan masalah Taiwan demi 'mendapatkan dividen' dalam hubungannya dengan China melalui latar belakang krisis Ukraina.
Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Kunjungi China, Bahas Perang Ukraina dan Bisnis
"Inti dari masalah Taiwan dan Ukraina sangat berbeda. Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China, dan masalah ini murni urusan dalam negeri negara China yang tidak menerima campur tangan eksternal apapun," tutur Zhang.
Perlu diketahui, Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, namun tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China.
China menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan sangat menentang kontak antara Taiwan dan AS yang mendukung Taiwan untuk memiliki kedaulatan dan berjanji melindungi pulau itu secara militer.