Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kementerian Transportasi Jepang Batasi Pengiriman Ulang pada Perusahaan Kurir Per 1 April 2023

Jepang secara intensif melakukan upaya pengurangan beban "redelivery" (pengiriman ulang) pada perusahaan kurir selama satu bulan mulai 1 April 2023.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kementerian Transportasi Jepang Batasi Pengiriman Ulang pada Perusahaan Kurir Per 1 April 2023
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang di Kasumigaseki Tokyo. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang secara intensif melakukan upaya pengurangan beban "redelivery" (pengiriman ulang) pada perusahaan kurir selama satu bulan mulai 1 April 2023. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang secara intensif melakukan upaya pengurangan beban "redelivery" (pengiriman ulang) pada perusahaan kurir selama satu bulan mulai 1 April 2023.

Hal ini dilakukan lantaran terjadinya kekurangan tenaga kerja di Jepang serta penurunan volume transportasi di industri logistik.

Sementara perusahaan Jepang Yahoo! JAPAN--sebuah situs belanja online--telah memperkenalkan inisiatif baru untuk menunda tanggal kedatangan produk selama dua minggu.

Dalam industri logistik, sebagai bagian dari reformasi gaya kerja mulai April 2024 (karena peraturan tentang kerja lembur untuk pengemudi truk diperketat), ada kekhawatiran tentang kekurangan tenaga kerja yang memburuk dan penurunan volume transportasi, yang disebut "masalah 2024."

Baca juga: Kasus Bunuh Diri Pemagang Indonesia di Jepang Ramai di Media Sosial

"Selain membuat situs web khusus untuk mencari pemahaman tentang pengurangan "pengiriman ulang," kami akan bekerja dengan belanja online dan bisnis pengiriman ke rumah untuk memposting logo umum dan tanda lain di situs web masing-masing perusahaan untuk memastikan bahwa pengguna sepenuhnya menyadarinya," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (11/4/2023).

"Kami menyerukan penggunaan "pengiriman drop-off" yang memastikan bahwa paket diterima pada satu waktu dengan menentukan waktu pengiriman, dan penggunaan "pengiriman drop-off" yang mengirimkan paket ke pintu depan bahkan ketika yang bersangkutan pergi."

Berita Rekomendasi

Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, jumlah layanan pengiriman paket pada tahun fiskal 2021 mencapai lebih dari 4,9 miliar, meningkat lebih dari 20 persen dalam lima tahun terakhir ini karena penyebaran belanja online.

Di sisi lain, persentase paket yang dikirim ulang adalah 11,8 persen dalam survei pada Oktober tahun lalu.

"Dan kami ingin meningkatkan kesadaran pengguna melalui upaya ini dan menguranginya menjadi 7,5% pada tahun fiskal 2025," ujarnya.

Selama ini paket yang tidak diterima oleh si penerima, akan ditinggalkan catatan untuk pengiriman ulang paket tersebut.

Namun dengan program ini tiap masyarakat diimbau untuk membuat boks besar di depan rumahnya, agar paket bisa disampaikan meskipun yang punya rumah tidak di tempat.

Baca juga: Jepang Temukan Puing Helikopter Black Hawk yang Jatuh di Laut, 10 Awak Masih Hilang

Seiring dengan program pemerintah Jepang itu, perusahaan Yahoo! JAPAN, telah memperkenalkan inisiatif baru untuk menunda tanggal kedatangan produk selama dua minggu.

Perusahaan mengatakan akan menanggapi kekurangan tenaga kerja yang berkembang di industri logistik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas