Profil Dalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet, Minta Maaf usai Minta Bocah Isap Lidahnya
Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, meminta maaf setelah videonya meminta seorang anak laki-laki mengisap lidahnya, viral.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Pendidikan monastik yang dijalani Dalai Lama terdiri dari lima mata pelajaran mayor dan lima mata pelajaran minor, termasuk obat-obatan dan penekanan terbesar pada filsafat Buddhis.
Memasuki usia 23 tahun pada 1959, Dalai Lama mengikuti ujian terakhirnya di Kuil Jikhang Lhasa selama Festival Doa Besar tahunan (Monlam Chenmo).
Ia lulus dengan pujian dan dianugerahi gelar Geshe Lharampa, setara dengan gelar doktor tertinggi di filsafat Buddhis.
Sebelum lulus ujian terakhirnya, Dalai Lama dipercaya memegang kekuasaan politik penuh pada 1950, setelah invasi China ke Tibet.
Empat tahun setelahnya, ia bertemu Mao Zedong dan pimpinan China lainnya, termasuk Deng Xiaoping dan Chou Enlai.
Baca juga: Pemimpin Spiritual Tibet Dalai Lama Terima Vaksin Virus Corona AstraZeneca
Saat penindasan brutal oleh pasukan Tiongkok di Lhasa tahun 1959, Dalai Lama terpaksa melarikan diri ke pengasingan di Dharamsala, India Utara.
Tempat pengasingan Dalai Lama itu kemudian disebut sebagai Lhasa kecil.
Selama di pengasingan, Dalai Lama meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mempertimbangkan masalah Tibet.
Majelis Umum PBB pun mengadopsi tiga resolusi di Tibet pada tahun 1959, 1961, dan 1965.
Di tahun 1963, Dalai Lama ke-14 menyajikan rancangan konstitusi demokratis untuk Tibet yang diberi nama Piagam Orang Tibet di Pengasingan.
Piagam itu memuat kebebasan berbicara, berkeyakinan, berkumpul, dan bergerak.
Setelahnya, pada 1992, Administrasi Tibet Pusat menerbitkan pedoman untuk konstitusi Tibet bebas di masa depan, yang jika nanti Tibet merdeka, akan didirikan pemerintahan sementara.
Di saat yang bersamaan, Dalai Lama mengungkapkan harapannya.
Ia ingin Tibet di masa depan akan menjadi federal dan demokratis.