85 Orang Tewas Saat Berebut Bantuan Lebaran di Yaman
Peristiwa memilukan di negara termiskin di Semenanjung Arab itu terjadi beberapa hari menjelang hari raya Idulfitri.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembagian bantuan sosial berupa uang dan sembako di Sanaa, Yaman, berakhir tragis.
Setidaknya 85 orang tewas dan ratusan orang mengalami luka-luka.
Melansir AFP, ratusan orang berkumpul lalu berdesak-desakan saat mengantre bantuan menjelang lebaran yang diberikan pedagang pada Kamis (20/4/2023).
"Setidaknya 85 orang tewas dan lebih dari 322 orang terluka setelah penyerbuan pembagian makanan dan uang di distrik Bab al-Yaman di ibu kota," kata seorang pejabat keamanan Houthi.
"Wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas," ucapnya lagi kepada AFP tanpa ingin diketahui namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Baca juga: Upaya Akhiri Perang di Yaman, Arab Saudi Bebaskan 13 Tahanan Militan Houthi
Korban tewas dan terluka telah dipindahkan ke rumah sakit terdekat.
Sementara itu panitia pembagian sembako dan zakat juga telah ditahan pihak berwenang.
Aparat keamanan juga telah diterjunkan di sekitar lokasi pembagian tersebut.
Banyak warga yang berusaha mendekati lokasi untuk mencari keluarga atau kerabat mereka.
Kementerian Dalam Negeri Houthi belum merilis resmi jumlah pasti korban.
Namun kementerian mengatakan ada puluhan orang tewas karena penyerbuan selama pembagian sejumlah makanan dan uang secara acak oleh beberapa pedagang.
Peristiwa memilukan di negara termiskin di Semenanjung Arab itu terjadi beberapa hari menjelang hari raya Idulfitri.
Saksi mata mengatakan aparat keamanan bersenjata Houthi sempat menembak ke udara dalam upaya untuk mengendalikan massa.
Kemudian, salah satu tembakan mengenai kabel listrik dan menyebabkannya meledak. Hal itu diduga menjadi memicu kepanikan dan orang-orang mulai berlarian sehingga terjadi kericuhan.
Menurut PBB, lebih dari dua pertiga populasi Yaman hidup di bawah garis kemiskinan.
Bahkan, pegawai pemerintah di daerah yang dikuasai Houthi belum dibayar gaji selama bertahun-tahun.