Di Hannover Messe 2023, Ini Makna Kapal Pinisi yang Diresmikan Jokowi untuk Pengusaha Indonesia
hingga saat ini banyak yang penasaran mengenai penggunaan Kapal Pinisi dalam desain Paviliun Indonesia bertajuk 'Infinite Journey' itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, HANNOVER - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz secara resmi telah membuka pameran teknologi industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2023, Senin (17/4/2023) pagi waktu Hannover, Jerman.
Namun menariknya, hingga saat ini banyak yang penasaran mengenai penggunaan Kapal Pinisi dalam desain Paviliun Indonesia bertajuk 'Infinite Journey' itu.
Perlu diketahui, Kapal Pinisi itu merepresentasikan perjuangan pengusaha-pengusaha Indonesia dalam beradaptasi dengan perubahan menjelang datangnya era Revolusi Industri 4.0, terutama pada bidang pangan.
"Simbol tujuh layar (di Kapal Pinisi) mencerminkan sektor prioritas yang dipromosikan oleh co-exhibitors, makanan, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan dan farmasi," kata Jokowi, dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Direktur Crystal of the Sea atau PT Urchindize Indonesia sebagai perwakilan Indonesia di pameran ini, Kenji Kusuma mengungkapkan bahwa penerapan teknologi terkini seperti Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini menjadi aspek yang sangat krusial dalam membangun ekosistem bisnis yang lebih efisien, akurat dan fleksibel terhadap arus perubahan yang makin cepat.
"Dengan AI, kami dapat deteksi benda kotoran dengan akurasi 80 persen, dan dapat terus melatih model AI untuk lebih akurat dan cepat dalam deteksinya," jelas Kenji.
Fenomena penerapan AI ini telah disepakati oleh banyak Praktisi Industri Information Tehnology (IT), satu di antaranya Rian Hariadi dari MACS909:REBORN, Konsultan Komunikasi yang berfokus di bidang pangan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Teknologi AI memang terbukti membuat pekerjaan manusia jauh lebih efisien, baik dari segi logistik, proses produksi dan distribusi semua sudah bisa tanpa campur tangan manusia," tegas Rian.
Lulusan S2 Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) Itu menekankan bahwa Machine Learning sebagai salah satu cabang AI, dapat memprediksi dan memutuskan kapan barang harus diproduksi, dimasukkan ke gudang, dikirim dan lainnya.
"AI adalah masa depan pengolahan pangan kita," jelas Rian.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Kanselir Jerman Hadiri Opening Ceremony Hannover Messe 2023
Melalui penerapan AI dalam aspek produksi, logistik, marketing hingga Research and Development (R&D), terutama dalam line produksi, perusahaan ini telah menciptakan dan mengimplementasikan AI object detection untuk memisahkan produk bagus dari kotoran.
Ini dapat dilakukan dengan menginput lebih dari 300.000 image data, sehingga selama 2 tahun mereka sudah mampu memastikan produk yang diserahkan ke konsumen bebas dari kotoran dan benda-benda yang dapat membahayakan kesehatan
AI object detection ini awalnya digunakan untuk quality control terhadap produk berorientasi ekspor ke Jepang, Taiwan dan Singapura.
Namun kini mulai diterapkan pada konsumsi di dalam negeri, bahkan untuk pangan yang selama ini dianggap remeh seperti bubuk ikan teri nasi, teri jengki, udang rebon, rumput laut, hingga ikan gabus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.