Konflik Makin Panas, Rusia Ancam Tawarkan Senjata ke Korut Jika Korsel Kirim Artileri ke Ukraina
Perang Rusia-Ukraina belum jelas kapan berakhirnya, selain tidak adanya usaha untuk menghentikan, pihak yang bertikai justru malah memicu konflik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina belum jelas kapan berakhirnya, selain tidak adanya usaha untuk menghentikan, pihak yang bertikai justru malah memicu konflik semakin melebar.
Hal ini terjadi setelah Moskow menyatakan bisa menawarkan senjata canggih ke Korea Utara jika Korea Selatan mulai memasok bantuan militer ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Baca juga: Peluncuran Rudal Korut Dikecam Sekjen PBB, Kim Jong Un Ngamuk Sebut Guterres Pilih Kasih
Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, mencatat bahwa Seoul sejauh ini menolak untuk memberikan bantuan mematikan ke Kiev.
“Saya ingin tahu apa yang akan dikatakan penduduk negara ini ketika mereka melihat contoh terbaru senjata Rusia yang dimiliki oleh tetangga terdekat mereka, mitra kami dari DPRK [Republik Rakyat Demokratik Korea]?” tulis Medvedev di media sosial.
Yoon mengatakan kepada Reuters bahwa dia berencana untuk berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden bagaimana kedua negara dapat mencapai "hasil nyata" dalam menghalangi Korea Utara.
Dia menambahkan bahwa Seoul sedang mengembangkan “senjata berperforma sangat tinggi, berkekuatan tinggi” untuk menangkis ancaman yang dirasakan dari tetangganya. Pekan lalu, Pyongyang melaporkan pengujian rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat pertama.
Korea Selatan, yang merupakan produsen senjata utama, telah menahan diri untuk tidak mengirimkan bantuan mematikan ke Ukraina, mengutip kebijakannya yang melarang pasokan senjata ke zona perang.
Baca juga: G7 Desak Korea Utara Untuk Menahan Diri Dari Uji Coba Nuklir dan Peluncuran Rudal
Kantor Presiden Yoon bersikeras bahwa pernyataannya kepada Reuters tidak menandakan perubahan kebijakan, menurut kantor berita Yonhap.
Media Korea Selatan mengklaim pekan lalu bahwa negara itu telah mempertimbangkan untuk "meminjamkan" AS sekitar 500.000 peluru untuk senjata artileri 155mm.
Ukraina dilaporkan sangat membutuhkan amunisi jenis ini untuk konflik dengan Rusia.
Seorang pejabat pemerintah menggambarkan pengaturan tersebut kepada surat kabar Dong-A Ilbo sebagai “bantuan tidak langsung ke Ukraina” yang seharusnya menunjukkan bahwa Seoul adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab “tanpa memprovokasi Rusia.”
Baca juga: Korut Pecat Petinggi Militer Terkuat Kedua Setelah Kim Jong Un, Ada Apa?
Kirim Artileri Untuk Ukraina
Korea Selatan dilaporkan telah setuju untuk membantu meringankan kekurangan pasokan artileri Washington, meminjamkan 500.000 peluru 155mm saat AS mengirimkan banyak pasokannya sendiri ke Ukraina.