Kemenlu: Kantor KBRI Khartoum Sementara Pindah Kantor ke Port Sudan Sampai Situasi Kondusif
Andy menjelaskan saat ini Duta Besar Indonesia untuk Khartoum dan enam diplomat masih berada di sana.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Andy Rachmianto mengatakan untuk sementara waktu KBRI Khartoum pindah kantor ke Port Sudan hingga situasi di Sudan kondusif.
Hal tersebut menyusul konflik bersenjata di Sudan yang hingga saat ini masih berlangsung.
Andy menyampaikan hal tersebut usai menyambut 75 WNI yang dievakuasi dari Sudan di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta pada Senin (1/5/2023).
Baca juga: KSAU: Tak Ada Hambatan Dalam Proses Evakuasi WNI Keluar dari Sudan
"Mengenai teman-teman di KBRI Khartoum sementara ini karena konflik masih terus berlangsung hingga kita kumpul di sini, untuk sementara KBRI Khartoum berkantor di Port Sudan untuk beberapa waktu sanpai situasi kondusif," kata Andy.
"Jadi tidak tutup, KBRI tetap buka tetapi berkantor di Port Sudan karena situasi di kota Khartoum yang belum memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan kerja-kerja kita," sambung dia.
Andy menjelaskan saat ini Duta Besar Indonesia untuk Khartoum dan enam diplomat masih berada di sana.
Selain itu, kata dia, juga masih ada beberapa local staff yang berada di sana.
Baca juga: Total 344 WNI dan 15 WNA Dievakuasi Keluar dari Sudan Menggunakan Boeing 737 TNI AU
"Dubes dengan diplomat jadi Dubes dan enam diplomat dan beberapa local staff yang membantu kira-kira jumlahnya 15 orang," kata dia.
Total 344 WNI dan 15 WNA Dievakuasi Keluar dari Sudan
Sebanyak 344 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 15 Warga Negara Asing (WNA) telah dievakuasi keluar dari Sudan akibat konflik bersenjata di sana menggunakan pesawat Boeing 737 A-7305 TNI AU hingga Senin (1/5/2023).
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan selain itu ada 15 Warga Negara Asing (WNA) yang juga turut dievakuasi ke Jeddah setelah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
Sebanyak 75 WNI dipulangkan ke Tanah Air menggunakan pesawat TNI AU tersebut pada hari ini Senin (1/5/2023).
Penjemputan WNI tersebut, kata dia, merupakan inisiasi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Inisiasi tersebut kemudian ditindaklanjuti Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang langsung memerintahkannya menyiapkan satu pesawat Boeing 737 untuk terbang ke Sudan.
Penerbangan ke Sudan, kata dia, melalui beberapa titik lokasi pengisian bahan bakar.
Hal tersebut disampaikannya usai menyambut 75 WNI yang dievakuasi dari Sudan di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta pada Senin (1/5/2023).
"Total yang sudah kami laksanakan dari TNI AU sebanyak empat penerbangan dari Sudan melalui Port Sudan menuju Jeddah bolak-balik dan WNI yang kami bawa khususnya oleh pesawat TNI AU sejumlah 344 (orang)," kata Fadjar.
"Dan juga ada 15 WNA yang kebetulan memohon bantuan kepada Kemenlu RI untuk dapat diangkut menuju Jeddah. Ada dari Australia Sudan Jibouti dan juga dari beberapa negara lain," sambung dia.
Fadjar mengatakan, pelaksanaan penjemputan WNI tersebut berjalan dengan sangat lancar karena kerjasama sejumlah pihak.
Baca juga: Konvoi Kedua Evakuasi Warga AS Tiba di Port Sudan
Sejumlah pihak tersebut, kata dia, di antaranya adalah Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Jeddah dan pihak terkait lainnya.
"Satgas yang diberangkatkan dengan menggunakan pesawat TNI AU ini bukan hanya personel dari TNI AU. Ini terdiri dari kru pesawat sendiri, tim pengamanan dari Pasgat, dari BAIS, Kemenlu, Puskes TNI, Puspsi TNI, dan Puspen TNI," kata dia.
Ketika memimpin apel perwakilan Satgas yang terlibat, atas nama Panglima TNI Fadjar mengucapkan selamat datang dan selamat atas pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan oleh para personel TNI.
Ia bersyukur misi yang dilaksanakan selama tujuh hari tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik.
"Panglima TNI menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan tugas. Dan tugas-tugas ini merupakan bentuk kehadiran negara kepada saudara kita semua di luar negeri yang kebetulan terdampak di negara Sudan," kata Fadjar.
Kerja sama yang telah dilaksanakan tersebut, kata dia, dilakukan melalui persiapan-persiapan yang baik dan matang.
"Ke depan saya berharap kita selalu siap untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya. Dan atas nama TNI kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenko PMK, Kemenlu, serta beberapa stakeholders lainnya," kata Fadjar.