Kepala Bantuan PBB Ingin Lakukan Pertemuan dengan Faksi yang Bertikai di Sudan
Griffiths mengaku telah berbicara melalui telepon dengan Pemimpin SAF Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan dan Komandan RSF Hamdan Dagalo
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Martin Griffiths mengatakan pada Rabu kemarin bahwa dirinya berharap dapat mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak yang bertikai di Sudan.
Pertemuan ini diharapkan dapat dilakukan dalam waktu dua sampai tiga hari untuk 'mengamankan' jaminan publik bahwa perjalanan bantuan kemanusiaan akan berlangsung aman.
"Pertemuan tersebut dapat berlangsung di ibu kota Sudan, Khartoum atau lokasi lainnya," kata Griffiths dari Jeddah, Arab Saudi, setelah kunjungannya ke Port Sudan yang dimaksudkan untuk merencanakan operasi bantuan skala besar.
Baca juga: Yassir Mohamed Bantah Konflik di Sudan Sebagai Perang Saudara
Dikutip dari laman The National, Kamis (4/5/2023), Griffiths mengaku telah berbicara melalui telepon dengan Pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan dan Komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo di Port Sudan pada Rabu kemarin.
Ia menyampaikan bahwa dirinya memberitahu mereka bahwa saat ini diperlukan koridor bantuan khusus dan operasi penerbangan.
"Saat ini kami sangat jelas menyampaikan persyaratan operasional kami tentang apa yang dibutuhkan dalam hal komitmen dari mereka (SAF dan RSF)," tegas Griffiths.
Menurutnya, satu rute bisa melewati Wadi Madani tenggara Khartoum dan satu lagi dari Chad ke Darfur.
Griffiths pun berharap dapat bertemu Jenderal Al Burhan dan Komandan Dagalo atau 'delegasi yang diberdayakan yang dapat menandatangani piagam khusus yang akan kami tempatkan di depan mereka' untuk menjamin pengiriman bantuan.
Baca juga: Konflik Memanas, Nasib Kelanjutan Studi Mahasiswa Indonesia Diungkap Dubes Sudan
"Penting bagi saya bahwa kita bertemu secara fisik, tatap muka untuk membahas ini, karena kita membutuhkannya untuk menjadi momen publik yang dapat dipertanggungjawabkan. Kami saat ini sedang dalam proses berurusan secara khusus dengan mereka terkait tanggal dan tempat," pungkas Griffiths.