Yevgeny Prigozhin Akui Pasukan Rusia Kuasai 95 Persen Bakhmut, Wagner Berhasil Maju 53 Ribu Meter
Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengakui bahwa pasukan Rusia menguasai sekira 95 persen Artyomovsk atau Bakhmut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengakui bahwa pasukan Rusia menguasai sekira 95 persen Artyomovsk atau Bakhmut.
Menurut Prigozhin, sisa 5 persen wilayah Bakhmut tidak memiliki pengaruh untuk kemajuan operasi militer khusus,.
"Dua kilometer persegi tidak mempengaruhi kemajuan operasi militer sama sekali," tegasnya, dikutip TASS.
Sampai saat ini, pasukan Ukraina masih menguasai 2,37 kilometer persegi wilayah tersebut.
"Hari ini, kemajuan unit PMC Wagner mencapai 280 meter ke berbagai arah," terangnya.
"Kami telah maju sejauh 53.000 meter. Musuh masih menguasai 2,37 kilometer persegi," jelasnya.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-439: Odesa Dihantam Rudal, Suara Ledakan Terdengar di Kherson
"Kami maju, mengharapkan amunisi," ucapnya.
Sementara itu, Prigozhin mengatakan tidak ada seorang pun dari pihak Rusia yang berkomunikasi dengannya tentang masalah amunisi.
Pada Minggu (7/5/2023), Prigozhin mengatakan bahwa PMC Wagner akan menerima amunisi dan senjata untuk melanjutkan pertempuran.
Kepala suku kelompok tentara bayaran tersebut sempat mengaku akan mundur dari Bakhmut karena masalah kekurangan amunisi, lapor Al Jazeera.
Namun dalam pesan audio yang diposting di Telegram, Prigozhin menegaskan bahwa Wagner dijanjikan dilengkapi senjata dan amunisi untuk melanjutkan operasi.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters setelah pernyataan terbaru Prigozhin.
Baca juga: Rusia Serang Tentara Bayaran Ukraina di Kharkiv dan Luncurkan Rudal di Sejumlah Kota
Ukraina masih punya cukup amunisi
Di sisi seberang, Juru bicara komando timur Ukraina Serhiy Cherevaty menyebut komentar Prigozhin dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kerugian besar yang dialami Wagner.
Ancaman Prigozhin untuk menarik diri dari Bakhmut menyoroti tekanan yang dialami pasukan Rusia saat Ukraina membuat persiapan terakhirnya untuk serangan balasan yang didukung oleh ribuan kendaraan lapis baja sumbangan Barat dan pasukan yang baru dilatih.
Pertempuran untuk Bakhmut telah menjadi konflik yang paling intens, menelan ribuan nyawa di kedua sisi selama berbulan-bulan peperangan yang sengit.
Baca juga: Jelang Victory Day Uni Soviet, Rusia Cemas soal Keamanan saat Parade 9 Mei 2023
Pasukan Ukraina telah dipukul mundur dalam beberapa pekan terakhir.
Tetapi Kyiv tetap bertahan di kota untuk menimbulkan kerugian Rusia sebanyak mungkin menjelang serangan besar yang direncanakan Kyiv terhadap pasukan penyerang di sepanjang garis depan 1.000 kilometer.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)