Inggris Kirim Rudal Jarak Jauh Storm Shadow untuk Ukraina
Inggris mengkonfirmasi pengiriman rudal jarak jauh Storm Shadow untuk Ukraina. Rudal tersebut mampu menjangkau hingga 250 km.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Inggris mengkonfirmasi akan memasok rudal jarak jauh kepada Ukraina untuk melawan pasukan Rusia.
Mengutip BBC.com, rudal jelajah Storm Shadow memiliki jangkauan lebih dari 250 km.
Sebagai perbandingan, rudal Himars yang dipasok AS yang digunakan oleh Ukraina saat ini, hanya memiliki jangkauan sekitar 80 km.
Storm Shadow diyakini akan memberikan Ukraina kemampuan baru saat mempersiapkan serangan balasan terhadap Rusia.
Rudal tersebut ditembakkan dari pesawat, sehingga pilot Ukraina dapat berada lebih jauh dari garis depan.
Setelah diluncurkan, rudal Storm Shadow akan turun ke ketinggian rendah untuk menghindari deteksi radar musuh, sebelum mengunci targetnya dengan pencari infra merah.
Baca juga: Intelijen Inggris: Ribuan Tentara yang Tampil di Pawai Hari Kemenangan Rusia Bukan Tentara Sungguhan
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, yang mengumumkan pasokan senjata ini, mengatakan rudal tersebut akan "memungkinkan Ukraina untuk memukul mundur pasukan Rusia berdasarkan wilayah kedaulatan Ukraina".
Awal tahun ini, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menegaskan rudal jarak jauh tidak akan digunakan untuk menyerang target di Rusia sendiri.
"Jika kita bisa menyerang pada jarak hingga 300 kilometer, tentara Rusia tidak akan mampu memberikan pertahanan dan pasti kalah," katanya dalam pertemuan Uni Eropa.
"Ukraina siap memberikan jaminan apa pun bahwa senjata Anda tidak akan terlibat dalam serangan di wilayah Rusia."
Pada bulan Februari, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan dia siap untuk mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina, dan pemerintah Inggris membuka proses penawaran untuk pengadaannya.
"Bersama-sama kita harus membantu Ukraina melindungi kota-kotanya dari bom Rusia dan drone Iran," kata Sunak saat itu.
“Itulah mengapa Inggris akan menjadi negara pertama yang memberikan senjata jarak jauh kepada Ukraina.”
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-442: Moskow akan Evakuasi 3.000 Pekerja dari PLTN Zaporizhzhia
Pada hari Kamis, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow akan mengambil tanggapan militer yang "tepat" terhadap senjata Storm Shadow yang dipasok Inggris yang digunakan oleh pasukan Ukraina.
Rudal Storm Shadow telah dioperasikan oleh angkatan udara Inggris dan Perancis dan telah digunakan sebelumnya di Teluk, Irak dan Libya.
Rudal yang dipasok Inggris hanya dapat ditembakkan oleh pesawat, tetapi rudal Prancis dapat ditembakkan dari kapal dan kapal selam.
Serangan balasan Ukraina telah dimulai di sekitar sayap Bakhmut, kata kepala Grup Wagner
Dalam perkembangan lainnya, Kepala Grup Wagner Rusia mengatakan pada hari Kamis (11/5/2023) bahwa pasukan Ukraina telah memulai serangan balik mereka dan mendekati Bakhmut dari samping, CNBC.com melaporkan.
Menanggapi pertanyaan media Rusia tentang antisipasi serangan balasan Ukraina, Yevgeny Prigozhin mengatakan bahwa operasi Ukraina "sayangnya, sebagian berhasil", dalam komentar yang dilaporkan dan diterjemahkan oleh Reuters.
Baca juga: Kemenhan Rusia Ancam Wagner, Disebut Pengkhianat jika Mundur dari Bakhmut Ukraina
Sebelumnya hari ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada media Barat bahwa negaranya membutuhkan lebih banyak waktu, dan lebih banyak bantuan militer asing untuk tiba sebelum serangan balasan dapat dimulai dengan benar.
Tetapi Prigozhin mengatakan Zelensky "menipu".
Pada hari Rabu, kepala pasukan darat Ukraina mengatakan para pejuang Rusia telah dipukul mundur dari bagian garis depan di Bakhmut, sejauh 2 km di beberapa tempat.
Awal pekan ini, Prigozhin mengklaim bahwa Brigade Senapan Motor Terpisah ke-72 Rusia telah meninggalkan posisinya di pinggiran barat daya Bakhmut.
Prigozhin telah berulang kali mengkritik taktik kementerian pertahanan Rusia di Ukraina dan kurangnya amunisi untuk pasukannya.
Prigozhin juga sempat mengancam akan mundur dari Bakhmut meski setelah itu tak ada tindakan lanjutan lainnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)