Kongo Banjir: 'Keajaiban' Terjadi Saat Dua Bayi Bertahan Hidup Terapung Di Atas Puing
Dua bayi telah diselamatkan saat mengambang di dekat tepi Danau Kivu beberapa hari setelah banjir menewaskan lebih dari 400 orang di Republik Kongo
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
![Kongo Banjir: 'Keajaiban' Terjadi Saat Dua Bayi Bertahan Hidup Terapung Di Atas Puing](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/banjir-besar-di-bushushu-di-bagian-timur-republik-demokratik-kongo.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, KINSHASA - Dua bayi telah diselamatkan saat mengambang di dekat tepi Danau Kivu beberapa hari setelah banjir menewaskan lebih dari 400 orang di Republik Demokratik Kongo timur.
"Ini sebuah keajaiban, kami semua terkagum-kagum," kata tokoh masyarakat lokal, Delphin Birimbi.
Dikutip dari laman BBC, Kamis (11/5/2023), orang tua bayi-bayi itu telah meninggal, namun mereka dapat dirawat oleh orang yang mau membesarkan mereka.
Tidak jelas bagaimana bayi-bayi itu bisa bertahan hidup selama tiga hari mengapung di danau, namun para pengamat mengatakan bahwa mereka mengambang di atas puing-puing.
"Bayi-bayi itu diselamatkan pada Senin lalu, satu di Bushushu dan satu lagi di Nyamukubi, dua desa yang paling parah dilanda banjir yang terjadi minggu lalu," jelas Birimbi.
Palang Merah Kongo memperingatkan tragedi tersebut telah menyebabkan pemandangan menyedihkan di desa-desa, di mana mayat ditumpuk dan dibungkus selimut.
Ada pula kekhawatiran terkait munculnya bau mayat yang membusuk.
Lebih banyak mayat ditemukan di lumpur pada Rabu kemarin, dengan jumlah korban setidaknya mencapai 411 orang.
Dari jumlah tersebut, 317 telah dikuburkan.
"Namun mengidentifikasi semua yang meninggal adalah sebuah tantangan, kata para pemimpin setempat.
Karena beberapa dari mereka bukan merupakan penduduk desa, melainkan pedagang yang berkunjung dari kota-kota tetangga saat hujan turun ketika siang dan sore hari.
"Lebih banyak mayat ditemukan pada tahap pembusukan. Tanpa kamar mayat berkapasitas besar, penguburan yang aman harus dilakukan dengan cepat, saat identifikasi oleh anggota keluarga memungkinkan untuk dilakukan," kata Juru bicara Palang Merah Kongo, John Kashinzwet.
Seorang perwakilan dari badan amal medis Médecins Sans Frontières (MSF) sebelumnya menguraikan skala bencana di negara itu.
MSF mengatakan bahwa desa-desa tersebut saat ini menghadapi 'Krisis kemanusiaan'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.