Jepang Janji Mobilisasi 1 Miliar Dolar AS Bantu Negara Tetangga Terima Pengungsi dari Ukraina
Pendanaan ini akan diberikan melalui Japan Bank for International Cooperation milik negara, yang biasanya menawarkan bantuan dalam bentuk pinjaman.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Jepang Janji Mobilisasi 1 Miliar Dolar AS Bantu Negara Tetangga Ukraina Terima Pengungsi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NIIGATA - Jepang mengungkap rencananya untuk memobilisasi 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) demi membantu negara-negara di sekitar Ukraina menerima pengungsi dari negara yang dilanda perang itu.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki.
Baca juga: Rusia Bantah Ukraina Terobos Pertahanan di Bakhmut, Kemenhan Jelaskan Situasi Garis Depan
Pendanaan ini akan diberikan melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) milik negara, yang biasanya menawarkan bantuan dalam bentuk pinjaman, jaminan dan investasi ekuitas.
"Dana tersebut juga akan digunakan untuk memfasilitasi investasi oleh perusahaan-perusahaan Jepang di negara-negara tersebut," kata Suzuki, saat tiba di Niigata, utara Tokyo, untuk memimpin pertemuan tiga hari para pemimpin keuangan dari negara-negara maju G7.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (12/5/2023), di Ukraina, G7 akan mengkonfirmasi dukungan keuangan yang dijanjikan sejauh ini dan hasil dari program dukungan International Monetary Fund (IMF).
"Sambil meningkatkan koordinasi di antara lembaga keuangan berkembang dan mendukung negara-negara sekitarnya," jelas Suzuki.
G7 juga akan memperdebatkan bagaimana cara mencegah Rusia menghindari sanksi yang diberlakukan setelah melakukan invasi ke Ukraina.
Baca juga: Uji Coba Otomatis Tanpa Pengemudi Kereta Peluru Shinkansen Tokaido Jepang Hari Ini
Kendati demikian, Suzuki tidak menyebutkan sanksi tambahan terhadap Rusia atau dukungan keuangan G7 lebih lanjut untuk Ukraina pada saat ini.
Ini menandakan bahwa kelompok tersebut mungkin tengah mengambil sikap menunggu untuk mengukur efek dari tindakan sebelumnya.
G7 terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Italia, dan AS.
"Kami ingin mempercepat kerja sama internasional yang diperlukan untuk mengatasi krisis sulit yang dihadapi ekonomi global," pungkas Suzuki.