Mantan PM Pakistan Imran Khan Serukan Pendukungnya Gelar Protes Serentak di Islamabad
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan agar pendukungnya secara serentak turun ke jalan usai penangkapannya yang dramatis pada Selasa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan agar pendukungnya secara serentak turun ke jalan usai penangkapannya yang dramatis pada Selasa (8/5/2023).
“Kebebasan tidak datang dengan mudah," kelakar pria berusia 70 tahun itu.
"Anda harus merebutnya. Anda harus berkorban untuk itu,” ucap Imran Khan.
Seruan tersebut disiarkan melalui YouTube pada Sabtu (13/5/2023) malam, sehari setelah dia dibebaskan setelah intervensi Mahkamah Agung.
Dia meminta pendukungnya untuk mengadakan protes di seluruh negeri pada Minggu (14/5/2023) selama satu jam, yang dimulai pukul 17.30 waktu setempat.
Imran Khan menghadapi banyak kasus sejak disingkirkan dari kekuasaan April kemarin, lapor Al Jazeera.
Baca juga: Populer Internasional: Imran Khan Dibebaskan dengan Jaminan - Pasukan Rusia Mundur ke Utara Bakhmut
Saat Khan dibebaskan dari tahanan dengan jaminan, beberapa pemimpin tertinggi partai Khan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) masih ditahan.
Para pendukung Imran Khan menyebut penangkapannya sebagai penculikan.
Peristiwa tersebut mengejutkan bangsa dan memicu protes jalanan.
Sembari menyerukan pembebasannya, para pendukung Khan memblokir jalan dan merusak properti milik militer, yang mereka salahkan atas pemecatan mantan PM tersebut.
Pada Jumat (12/5/2023), pengadilan Pakistan memerintahkan pembebasan Imran Khan dengan jaminan selama dua minggu.
Imran Khan sebelumnya ditangkap dalam kasus penipuan tanah, yang memicu protes mematikan dan perselisihan dengan militer.
Penangkapan Imran Khan yang oleh Mahkamah Agung diputuskan 'tidak sah dan melanggar hukum', telah memicu ketidakstabilan di negara itu.
Baca juga: Eks PM Pakistan Imran Khan Bebas dengan Jaminan, Penahanannya Dinilai Ilegal
Imran Khan mengatakan, pengadilan adalah satu-satunya perlindungan Pakistan terhadap 'hukum rimba'.
"Saya harus mengatakan saya mengharapkan ini dari peradilan kita, karena satu-satunya harapan yang tersisa sekarang, satu-satunya garis tipis antara republik pisang dan demokrasi adalah peradilan," ujarnya kepada wartawan di gedung pengadilan, Jumat (12/5/2023), dilansir Reuters.
Khan adalah bintang kriket yang berubah menjadi politisi yang dicopot sebagai perdana menteri pada April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen.
Dia menuduh tentara berperan dalam pemecatannya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)