Rusia Tuding Ukraina Sebagai Negara Sponsor Terorisme
Pengakuan Budanov adalah bukti lebih lanjut bahwa Kiev secara langsung mendalangi serangan teroris terhadap Rusia, tambah Peskov.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Rusia menuding lawannya, Ukraina, menjadi negara sponsor terorisme.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan hal tersebut mengomentari kepala intelijen militer Ukraina Kirill Budanov, yang bersumpah untuk "terus membunuh orang Rusia di mana saja" di seluruh dunia.
Ia menjelaskan, terlepas dari sifatnya yang eksplosif, pernyataan tersebut tidak mendapat kritik dari sponsor Barat Kiev, catat Peskov.
Baca juga: Dokumen Bocor Ungkap Bos Wagner Tawarkan Informasi Posisi Tentara Rusia kepada Intelijen Ukraina
“Pernyataan itu belum pernah terjadi sebelumnya pada intinya.
Dan tentu saja, akan aneh jika tidak mendengar kata-kata kecaman dari ibu kota Eropa dan dari Washington.
Logika mengatakan itu tidak mungkin dilakukan tanpa penghukuman, ”katanya.
Pengakuan Budanov adalah bukti lebih lanjut bahwa Kiev secara langsung mendalangi serangan teroris terhadap Rusia, tambah Peskov.
Juru bicara itu mengatakan bahwa "dinas khusus Rusia tahu apa yang harus dilakukan setelah pernyataan seperti itu," tetapi tidak merinci potensi tindakan pencegahan terhadap kegiatan semacam itu.
Jelas bahwa rezim Kiev berada di balik pembunuhan tersebut, tidak hanya mensponsori mereka, tetapi juga mengatur, menghasut, dan melaksanakannya.
"Secara de-facto, kita berbicara tentang negara sponsor terorisme," ujarnya dalam sebuah wawancara pada Minggu (15/5/2023).
Baca juga: 4 Pesawat Militer Rusia Jatuh di Perbatasan Ukraina
Pernyataan kontroversial itu dibuat minggu lalu oleh bos Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) dalam sebuah wawancara dengan Yahoo News.
Budanov membual bahwa "kami telah membunuh orang Rusia" dan akan "terus membunuh orang Rusia di mana pun di muka dunia ini sampai kemenangan penuh Ukraina."
Pernyataan itu muncul sebagai jawaban atas pertanyaan apakah GUR ada hubungannya dengan pembunuhan Darya Dugina tahun lalu, seorang jurnalis dan putri filsuf terkemuka Rusia Aleksandr Dugin.
Budanov menolak tuduhan terlibat dalam terorisme, dengan menyatakan bahwa apa yang disebut Rusia sebagai "terorisme, kami sebut pembebasan".