Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Tuding Ukraina Sebagai Negara Sponsor Terorisme

Pengakuan Budanov adalah bukti lebih lanjut bahwa Kiev secara langsung mendalangi serangan teroris terhadap Rusia, tambah Peskov.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rusia Tuding Ukraina Sebagai Negara Sponsor Terorisme
RIA Novosti
Cuplikan video yang dirilis oleh RIA Novosti menunjukkan ledakan yang terjadi di atas gedung pemerintahan Rusia di Moskow pada Rabu (3/5/2023) dini hari. Rusia menuduh Ukraina melakukan serangan ini untuk menargetkan Presiden Vladimir Putin. 

Kegiatan teroris yang dikaitkan Moskow dengan Kiev telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Populer Internasional: Imran Khan Dibebaskan dengan Jaminan - Pasukan Rusia Mundur ke Utara Bakhmut

Pada bulan April, misalnya, blogger militer Rusia Vladlen Tatarsky terbunuh di St Petersburg dengan alat peledak improvisasi yang disembunyikan di patung yang diserahkan kepadanya selama acara.

Ledakan itu membunuh blogger itu di tempat dan melukai lebih dari selusin lainnya.

Dinas Keamanan Rusia (FSB) menyalahkan ledakan itu pada "dinas khusus Ukraina dan agen mereka, termasuk buronan anggota oposisi Rusia."

Pekan lalu, penulis Rusia dan aktivis politik Zakhar Prilepin menjadi sasaran serangan bom mobil di dekat kota Nizhny Novgorod.

Ledakan itu membuat Prilepin terluka parah, dan membunuh rekan dekatnya, yang berada di dalam kendaraan pada saat penyerangan.

Balasan Uni Eropa

Berita Rekomendasi

Tudingan Rusia ini menjadi balasan karena sebelumnya Parlemen Eropa membuat sebuah pernyataan bahwa mereka menganggap Rusia sebagai "negara sponsor terorisme" menyusul invasi kejam yang dilakukannya terhadap Ukraina.

Tak hanya itu, empat anggota Uni Eropa lainnya seperti Lithuania, Latvia, Estonia, dan Polandia sejauh ini juga telah menunjuk Rusia sebagai "negara sponsor terorisme"

Dilansir dari Aljazeera, anggota parlemen Eropa pada November 202) telah mengeluarkan resolusi dengan 494 anggota memberikan suara setuju, 58 menentang dan 44 abstain.

“Serangan dan kekejaman yang disengaja yang dilakukan oleh Federasi Rusia terhadap penduduk sipil Ukraina, penghancuran infrastruktur sipil dan pelanggaran serius lainnya terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional merupakan tindakan teror,” kata parlemen Eropa.

Namun, langkah tersebut sebagian besar bersifat simbolis karena Uni Eropa tidak memiliki kerangka hukum untuk mendukungnya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut baik pemungutan suara tersebut dan mengatakan bahwa Rusia harus diisolasi di semua tingkatan dan dimintai pertanggungjawaban.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken justru menolak menempatkan Rusia dalam daftar "terorisme", meskipun resolusi di kedua Kongres mendesaknya untuk mengakuinya.

Hingga saat ini, Departemen Luar Negeri AS menganggap Kuba, Korea Utara, Iran, dan Suriah sebagai "negara sponsor terorisme", yang berarti mereka tunduk pada larangan ekspor pertahanan dan pembatasan keuangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas