Puluhan Keluarga di Gaza Kehilangan Rumah Mereka akibat Serangan Udara Israel
Pengeboman lima hari Israel menghancurkan 93 unit rumah di Gaza, merusak sebagian 1.820 rumah, dan membuat 128 lainnya tidak dapat dihuni
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Tidak ada rumah kerabat mereka yang dapat menampung jumlah mereka yang besar.
“Kami sekeluarga ada 50 orang."
"Orang-orang mungkin bisa menampung kami selama satu atau dua hari, tetapi tidak ada yang memiliki kapasitas untuk menampung kami lebih lama lagi.”
Baca juga: Sehari usai Gencatan Senjata Disepakati, Sebuah Roket Ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza
Di tanah dekat Um Mohammed duduk ada adik perempuannya, Ayat, yang menderita cacat fisik dan masalah kesehatan mental.
Ketika ditanya tentang usianya, wanita berusia 23 tahun itu mengatakan kepada MEE bahwa dia “berusia tiga tahun”.
Namun, dia sangat menyadari apa yang terjadi tadi malam.
“Tiba-tiba rumahnya hancur. Kami lupa obat di dalamnya. Kami lupa kursi roda di dalam. Kami takut, kami tetap di jalan dan kami tidur di sini,” katanya.
“Kami ingin rumah lain yang memiliki obat-obatan dan kursi roda di dalamnya.”
Selama lima hari penyerangan, Israel menghancurkan setidaknya 93 unit rumah, dan membuat 128 lainnya tidak dapat dihuni.
Sebanyak 1.820 unit rumah lainnya rusak, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza.
Dua kali mengungsi
Di lingkungan lain, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, seorang warga bernama Samir Taha membangun tenda di samping rumahnya yang hancur.
Pada hari Jumat (12/5/2023), dua F16 Israel meratakan tujuh apartemen gedung dan menembus tanah.
Sebelumnya, rumahnya juga dihancurkan oleh serangan udara Israel pada tahun 2014.