Puluhan Keluarga di Gaza Kehilangan Rumah Mereka akibat Serangan Udara Israel
Pengeboman lima hari Israel menghancurkan 93 unit rumah di Gaza, merusak sebagian 1.820 rumah, dan membuat 128 lainnya tidak dapat dihuni
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Taha menunggu dua tahun sebelum Mekanisme Rekonstruksi Gaza (GRM) membantu dia dan anak-anaknya yang sudah menikah membangun rumah ini.
Di atas reruntuhan rumah barunya, Taha kini berdiri sambil menangis.
“Selama serangan tahun 2014 di Gaza, mereka membom rumah lain milik kami."
"Kami mengungsi selama dua tahun sebelum [Mekanisme] Rekonstruksi dapat membangunkan kami rumah,” kata pria berusia 62 tahun itu kepada MEE.
“Saya membangun tenda di dekat rumah saya dan tinggal di dalamnya selama dua tahun, saya menolak berlindung di sekolah atau menyewa rumah setelah serangan itu,” lanjutnya.
“Kali ini, saya akan melakukan hal yang sama."
“Tidak cukup hanya menghancurkan bangunan, tapi rudal juga menembus tanah."
"Ini mencerminkan teror yang ingin mereka timbulkan."
Rumah keponakan Taha yang bersebelahan dengan rumahnya juga menjadi sasaran serangan udara.
Menurut keponakannya Mohammed Taha, kedua bangunan itu menampung sedikitnya 42 orang.
“Saya dibesarkan di rumah ini, saya tinggal di sini sejak saya berusia tujuh tahun, dan saya menikah di rumah yang sama,” kata pria berusia 33 tahun itu.
“Kami meninggalkan rumah tanpa alas kaki, kami tidak punya waktu untuk membawa barang-barang kami, bahkan uang kami."
"Kami tiga bersaudara tinggal di sini, setiap keluarga terdiri dari tujuh orang.”
Mohammed Taha mengatakan dia akan membangun tenda di dekat rumahnya dan tinggal di sana bersama keluarganya sampai rumah mereka dibangun kembali.