Puluhan Keluarga di Gaza Kehilangan Rumah Mereka akibat Serangan Udara Israel
Pengeboman lima hari Israel menghancurkan 93 unit rumah di Gaza, merusak sebagian 1.820 rumah, dan membuat 128 lainnya tidak dapat dihuni
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
![Puluhan Keluarga di Gaza Kehilangan Rumah Mereka akibat Serangan Udara Israel](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ayat-nabhan-warga-gaza-yang-menderita-cacat-fisik-dan-masalah-kesehatan-mental.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Keluarga besar Nabhan di Jalur Gaza utara, menghabiskan malam pertama mereka mengungsi dengan tidur di tanah dekat puing-puing rumah mereka, di tempat terbuka, setelah serangan udara Israel meratakan bangunan empat lantai mereka.
Ada 50 anggota keluarga - semua warga sipil, termasuk lima orang dengan masalah kesehatan fisik dan mental - tinggal di delapan apartemen terpisah.
Serangan udara itu terjadi pada hari kelima serangan Israel di Jalur Gaza, yang dimulai pada 9 Mei, sebelum gencatan senjata yang dimediasi Mesir mulai berlaku pada pukul 22:00 waktu setempat pada hari Sabtu (13/5/2023).
Serangan itu menewaskan sedikitnya 33 warga Palestina, termasuk enam anak dan tiga wanita.
“Rumah saya bersebelahan dengan rumah keluarga saya,” kata Um Mohammed, kakak perempuan tertua dalam keluarga tersebut, dalam sebuah wawancara terbaru dengan Middle East Eye.
"Saya memutuskan untuk tinggal bersama mereka ketika serangan terjadi karena saya pikir rumah itu lebih aman daripada rumah saya."
Baca juga: Keluarga Difabel di Jalur Gaza Kehilangan Rumah setelah Israel Luncurkan Bom
“Tapi kami tiba-tiba melihat saudara laki-laki saya berlari ke arah kami dan berteriak 'keluar dari rumah sekarang!'."
"Kami mengatakan kepadanya 'tapi ini satu-satunya tempat berlindung kami, ke mana kami akan pergi?'".
"Dia berkata 'kita hanya punya lima menit, keluar sekarang'."
Hanya punya waktu 5 menit untuk evakuasi
Menurut saksi mata, seorang perwira intelijen Israel menelepon salah satu tetangga keluarga Nabhan pada Sabtu malam, dan memintanya untuk memberi tahu keluarga itu bahwa rumah tersebut akan menjadi sasaran.
“Tetangga kami memberi tahu petugas itu bahwa bangunan itu menampung orang-orang cacat, dan tidak mungkin mengeluarkan mereka dari rumah hanya dalam lima menit."
"Petugas itu mengatakan bahwa itu bukan urusannya dan mereka akan tetap menargetkan rumahnya,” kata Um Mohammed.
Um Mohammed, yang rumahnya juga rusak akibat serangan tersebut, mengatakan bahwa keluarganya akan tetap mengungsi sampai ditemukan solusi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.