Zelensky Dijadwalkan Temui Pemimpin G7 di Jepang setelah AS Setujui Pengiriman F-16 untuk Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali meminta AS untuk menyediakan jet tempur, tetapi sejauh ini Joe Biden menolak permintaan itu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat dan sekutunya berencana untuk memberikan jet tempur F-16 kepada Ukraina, kata Gedung Putih seperti dilansir Sky News.
Soal kapan Kyiv akan menerima pesawat, berapa banyak yang akan dikirimkan, dan negara mana yang akan menyediakannya, masih belum dipastikan.
Tetapi seorang pejabat menekankan bahwa jet tempur tersebut tidak akan digunakan untuk serangan balasan Ukraina yang akan datang terhadap Rusia.
Presiden AS Joe Biden juga mendukung pelatihan pilot Ukraina untuk menerbangkan F-16, tambah Gedung Putih.
Sebelumnya, Joe Biden telah menolak permintaan Volodymyr Zelenskyy untuk jet tersebut.
Namun berbicara di sela-sela KTT G7 di Jepang, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bantuan Barat untuk Ukraina perlu diubah karena konflik berubah.
Baca juga: Inggris ‘Ngotot’ Ciptakan Koalisi Kirim Jet F-16 ke Ukraina, Jerman dan Prancis Sebut Terlalu Dini
“Saat pelatihan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang, kami akan bekerja dengan sekutu kami untuk menentukan kapan pesawat akan dikirim, siapa yang akan mengirimkannya, dan berapa banyak,” tambahnya.
Zelensky dan Biden sekarang akan mengadakan pembicaraan tatap muka di akhir pekan.
Zelensky dikonfirmasi akan terbang ke Hiroshima untuk menghadiri KTT G7, yang digelar 19-21 Mei 2023.
Penyediaan F-16 adalah hal yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Zelensky, yang berulang kali meminta sekutu Barat untuk menyediakan pesawat yang kuat untuk pasukannya.
Dalam kunjungannya ke London, Zelensky bahkan menghadiahi Dewana Rakyat Sir Lindsay Hoyle dengan helm angkatan udara Ukraina demi memperkuat maksudnya.
Para pemimpin Barat berpendapat bahwa pelatihan F-16 akan memakan waktu terlalu lama.
F-16 juga akan menjadi beberapa perangkat keras tercanggih yang disediakan untuk Ukraina, meningkatkan taruhan antara Rusia dan Barat.
Dapat dipahami bahwa F-16 belum tentu berasal dari AS, tetapi langkah tersebut merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat keamanan Ukraina, kata seorang pejabat Gedung Putih.
“Diskusi tentang peningkatan Angkatan Udara Ukraina mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk pertahanan diri Ukraina,” tambah pejabat senior pemerintahan Biden.
Baca juga: Ukraina Desak Anggota Kongres AS untuk Kirimkan Jet Tempur F-16
Biden mengatakan dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada bulan Februari bahwa nasihat militer AS menunjukkan bahwa Ukraina tidak membutuhkan F-16 pada saat itu.
"Saya mengesampingkannya untuk saat ini," katanya.
Upaya untuk melatih pilot Ukraina di jet dapat dimulai di lokasi di Eropa dalam beberapa minggu mendatang, dan akan memakan waktu berbulan-bulan.
Colin Kahl, pejabat kebijakan utama Pentagon, sebelumnya mengatakan kepada Kongres bahwa melatih pilot Ukraina dengan F-16 dapat memakan waktu "sekitar 18 bulan".
Pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan pelatihan dapat dipersingkat menjadi hanya enam hingga sembilan bulan.
Perkiraan itu berdasarkan pelatihan dan pengetahuan pilot tentang pesawat tempur sebelumnya.
Kahl sebelumnya mengatakan bahwa dibutuhkan biaya hingga $11 miliar untuk merevitalisasi militer Ukraina dengan jet F-16.
Sementara itu, para pemimpin G7 belum mengumumkan siapa yang akan membayar untuk menyediakan pesawat bagi Ukraina.
Pada bulan Maret, NBC News melaporkan bahwa dua pilot Ukraina berada di AS untuk menjalani penilaian untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih mereka menerbangkan pesawat tempur, termasuk F-16.
Washington juga telah menyetujui membawa hingga 10 pilot Ukraina lagi ke AS untuk penilaian lebih lanjut.
Sekilas tentang F-16 Fighting Falcon
Baca juga: Joe Biden Tolak Kirim Pesawat Tempur F-16 ke Ukraina untuk Jaga Pasokan Tank Tempur
Masih mengutip Sky News, F-16 Fighting Falcon adalah pesawat tempur multi peran yang dikembangkan untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
F-16 memiliki meriam M61 Vulcan internal dan 11 slot untuk memasang senjata dan peralatan lainnya.
Muatannya biasanya terdiri dari dua bom 907kg, dua rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder, dua rudal udara-ke-udara jarak menengah AIM-120 dan dua tank bahan bakar eksternal 1088kg.
F-16 dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 1.500 mph dan memiliki jangkauan lebih dari 2.002 mil.
Pesawat tempur ini memiliki lebar sayap 9.9m dan panjang 13.8m.
Beratnya mencapai 8935 kg tanpa bahan bakar dan memiliki berat lepas landas maksimum 17010 kg.
Ada model pesawat satu kursi dan dua kursi.
Selama Perang Teluk pada tahun 1991, F-16 digunakan untuk menyerang lapangan terbang, fasilitas produksi militer, situs rudal Scud, dan target lainnya.
F-16 juga digunakan dalam pemboman infrastruktur militer NATO di bekas Yugoslavia pada tahun 1999, serta di Irak dan Afghanistan.
Pesawat ini dioperasikan oleh beberapa negara selain AS, termasuk Polandia, Belgia, Belanda, dan Denmark.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)